tag:blogger.com,1999:blog-40703935060482211312024-02-07T02:48:47.183-08:00Nova CahyantiNova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-82385124064263391102012-10-12T05:52:00.001-07:002012-10-12T05:52:13.262-07:00Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-75940981861599545112012-10-12T05:39:00.001-07:002012-10-12T05:39:19.304-07:00Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-29682451760206442992012-08-12T16:54:00.001-07:002012-08-12T16:54:51.305-07:00Kartu Ucapan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtAmLQweV26KzEh9dw3lvySuMtHAG4ZQzXPcyAObcFb-65TNZyGYiKY7gTRw55OBJ3P9K0OAdgyteZhEXTbccH0vMa0bMLklry0YwGVuZ19LSgjkRyIzpDFD0yFGI2jpPBmRdbM0UfCoyw/s1600/NOVA.jpg" width="320" /></div>Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-9449015060547334622012-03-07T03:53:00.000-08:002012-03-07T03:53:25.970-08:00GEOGRAFI (pelestarian lingkungan hidup)<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV">PERMASALAHAN</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="SV">A. BEBERAPA PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="SV">Cukup banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="SV">Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan hidup.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="SV">Kurangnya peralatan pengolah lingkungan di indonesia.</span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="SV">Kurangnya pengawasan dari pemerintah pusat maupun daerah.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><span lang="SV"> </span><b><span lang="SV">B. BENTUK KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan <span style="color: black;">lingkungan</span> hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;"><br />
</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal"><b>Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam</b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: 0.55pt;">Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-indent: -21.25pt;"><b>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Letusan gunung berapi</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Gas yang mengandung racun.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;"><b>b. Gempa bumi</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Berbagai bangunan roboh.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Tanah longsor akibat guncangan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;"><b>c. Angin topan</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan <span style="color: black;">suhu udara</span> yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 2cm; text-align: justify;">Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Merobohkan bangunan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Membahayakan penerbangan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/03/macam-macam-kapal.html"><span style="color: black;">kapal</span></a>.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Beberapa bentuk kerusakan <span style="color: black; text-decoration: none;">lingkungan</span> hidup karena faktor manusia, antara lain:</b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:</b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Perburuan liar.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Merusak hutan bakau.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Pembuangan sampah di sembarang tempat.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span style="color: black;">Bangunan</span> liar di daerah aliran sungai (DAS).</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-indent: -18pt;">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Pemanfaatan sumber <span style="color: black;">daya</span> <span style="color: black;">alam</span> secara berlebihan di luar batas.</div><b><span lang="SV"> </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="SV">UPAYA PELESTARIAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI">Pelestarian lingkunagn hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada UU No.23 1997. UU ini berisi tentang rangkaian upaya untuk melindungi kemampuanlingkungan hidup terhadap terhadap tekanan perubahan dan dampak negative yang ditimbulkan suatu kegiatan. Upaya ini dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam yang ada dapat berlanjut selama ada kehidupan.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;"><b>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Upaya yang Dilakukan Pemerintah</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal">Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.</li>
<li class="MsoNormal">Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.</li>
<li class="MsoNormal">Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).</li>
<li class="MsoNormal">Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,</li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 18pt;"><b>Tujuan pokok Badan Pengendalian Lingkungan:</b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal">Menanggulangi kasus pencemaran.</li>
<li class="MsoNormal">Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).</li>
<li class="MsoNormal">Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).</li>
<li class="MsoNormal">Mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.</li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify;">Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt;"><b>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><b>Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify;">Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><b> b. Pelestarian udara</b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;">1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify;">Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -13.65pt;">2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Industri" target="_blank"><span style="color: black;">industri</span></a> yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap <a href="http://aabisnis.blogspot.com/2008/11/mencoba-counter-hit-webblog.html"><span style="color: black;">pabrik</span></a>.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b>c. Pelestarian hutan</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Ikut berpartisipasai dalam kegiatan pecinta alam.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Memasok peralatan yang canggih.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">8.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melakukan penyuluhan pada masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 21.3pt;"><b>d. Pelestarian laut dan pantai</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -0.55pt;">Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;"><b>e. Pelestarian flora dan fauna</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -0.55pt;">Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Mendirikan cagar <span style="color: black;">alam</span> dan suaka margasatwa.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Melarang <span style="color: black;">kegiatan</span> perburuan liar.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 53.45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>Menggalakkan <span style="color: black;">kegiatan</span> penghijauan.</div>Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-12610298444417782782012-02-01T04:18:00.001-08:002012-02-01T04:18:50.301-08:00<h6 class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"> <span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><div class="text_exposed_root text_exposed" id="id_4f292d72a65548661212590">PENERIMAAN SISWA BARU<br />
SMA NEGERI 1 INDRALAYA UTARA<br />
TAHUN PELAJARAN 2012-2013<br />
<br />
1. Pendaftaran Online dimulai 19 Februari – 2 Maret 2012 di alamat Web : <a href="http://www.psb.sman1ultra.sch.id/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.psb.sman1ultra.sch.id</a><br />
<span class="text_exposed_show"> 2. Verifikasi pendaftaran/penyerahan berkas pendaftaran 20 Februari – 3 Maret 2012<br />
3. Syarat – syarat :<br />
a. Fotocopy Raport (legalisir) dari Kelas VII s.d kelas IX smt ganjil<br />
b. Mengisi Formulir Pendaftaran<br />
c. Rata-rata Raport mata pelajaran (B. Indonesia, B. Inggris, MTK, IPA, IPS)dari smt I s.d V minimal 71<br />
d. Pasfoto 3x4 cm = 4 Lembar<br />
e. Map Snellercutter (merah untuk laki-laki & biru perempuan)<br />
f. Berumur Max 16 tahun TMT 16 Juli 2012<br />
g. MAP Gobi 1 Buah<br />
4. Jadwal Seleseksi TES Tertulis : 7 Maret 2012</span></div></span></h6><a class="uiPhotoThumb largePhoto" data-ft="{"type":41}" href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1859705269855&set=o.152380471506308&type=1&ref=nf" rel="theater" title="PENERIMAAN SISWA BARU
SMA NEGERI 1 INDRALAYA UTARA
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
1. Pendaftaran Online dimulai 19 Februari – 2 Maret 2012 di alamat Web : www.psb.sman1ultra.sch.id
2. Verifikasi pendaftaran/penyerahan berkas pendaftaran 20 Februari – 3 Maret 2012
3. Syarat – syarat :
a. Fotocopy Raport (legalisir) dari Kelas VII s.d kelas IX smt ganjil
b. Mengisi Formulir Pendaftaran
c. Rata-rata Raport mata pelajaran (B. Indonesia, B. Inggris, MTK, IPA, IPS)dari smt I s.d V minimal 71
d. Pasfoto 3x4 cm = 4 Lembar
e. Map Snellercutter (merah untuk laki-laki & biru perempuan)
f. Berumur Max 16 tahun TMT 16 Juli 2012
g. MAP Gobi 1 Buah
4. Jadwal Seleseksi TES Tertulis : 7 Maret 2012"><img alt="" class="img" height="188px" src="http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s320x320/416836_1859705269855_1757627486_940660_937231532_n.jpg" width="225px" /></a>Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-16316921410237050402012-01-27T19:53:00.000-08:002012-01-27T19:53:50.286-08:00rumus if dan or dalam microscop excel<div class="post-meta">By ishaq madeamin on <script>
var date = 'Kamis, 26 Mei 2011';
</script> Kamis, 26 Mei 2011 </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy48JCVPzPuJSh_jSSqEOMVmpzRcZLblRTPQkCfqqF_ERSXCn98mIuKLcRUYabtZZkka8-5efU0iG8lgyuNXhSWTactUfLE3MI7NiOXHNdF0af1nnBUCuWeqtU4PkGfZzJlL-lfoxzOnU/s1600/HBIF2-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy48JCVPzPuJSh_jSSqEOMVmpzRcZLblRTPQkCfqqF_ERSXCn98mIuKLcRUYabtZZkka8-5efU0iG8lgyuNXhSWTactUfLE3MI7NiOXHNdF0af1nnBUCuWeqtU4PkGfZzJlL-lfoxzOnU/s200/HBIF2-1.jpg" width="200" /></a></div>Fungsi IF (Lebih dari Dua Syarat) merupakan fungsi yang berbeda dengan fungsi IF (Tunggal), jika fungsi IF (Tunggal) hanya terdiiri dari dua syarat maka pada fungsi IF (Lebih dari Dua Syarat) dapat digunakan untuk menguji beberapa syarat yang diajukan (lebih dari dua).<br />
<br />
Fungsi IF (Lebih dari Dua Syarat) cocok digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa dalam bentuk huruf (A, B, C, D, E) atau mengelompokkan hasil rata-rata angket ke dalam bentuk keterangan (Sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, dll)<br />
<a href="" name="more"></a><br />
Bentuk fungsi:<br />
<div style="text-align: center;"><b>=IF(Logika1;hasil jika syarat_1 benar;IF(Logika2;hasil jika syarat_2 benar; IF(Logika3;hasil jika syarat_3 benar;IF(…………., hasil jika semua syarat salah))))</b></div>Penjelasan:<br />
<ul><li><b>Logika1, Logika2, Logika3, …… Logika_n</b>: berisi data yang akan diuji untuk menghasilkan nilai TRUE atau FALSE. Dalam pengisian logika ini antara kondisi dan syarat harus menggunaan operator pembanding, misalnya: …=…, …<=…, atau …>=…</li>
<li><b>Hasil jika syarat_1 benar, Hasil jika syarat_2 benar, Hasil jika syarat_3 benar,…………. Hasil jika syarat_n benar</b>: diisi dengan jawaban yang dihasilkan jika logika bernilai benar (TRUE). Jika logika bernilai salah, maka syarat logika menyeleksi syarat selanjutnya sampai memenuhi salah satu syarat yang diajukan. </li>
</ul>Contoh<br />
Dengan menggunakan contoh data hasil belajar (pada tulisan fungsi IF Tunggal, <a href="http://www.ak-ishaq.com/2011/05/fungsi-logika-if-tunggal-bag2.html" style="color: red;" target="_blank">baca!</a>!), kita dapat mengelompokkan nilai hasil belajar siswa ke dalam bentuk huruf (A, B, C, D, E atau menggunakan istilah Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat Rendah) , berikut langkah-langkah menggunakan fungsi IF (lebih dari dua syarat), yaitu:<br />
<ol><li>Tentukan syarat nilai hasil belajar ke bentuk huruf, misalkan:<br />
<ul><li><b>>=90</b>, maka nilai (huruf) <b>A</b></li>
<li><b>>=80</b>, maka nilai (huruf) <b>B</b></li>
<li><b>>=70</b>, maka nilai (huruf) <b>C</b></li>
<li><b>>=60</b>, maka nilai (huruf) <b>D</b></li>
<li><b>>=00</b>, maka nilai (huruf) <b>E</b></li>
</ul></li>
<li>Ketikkan rumus fungsi IF lebih dari dua syarat pada cell D3 (Kolom D baris ke-3), yaitu:<br />
<b>=IF(C3>=90;"A";IF(C3>=80;"B";IF(C3>=70;"C";IF(C3>=60;"D";IF(C3>=0;"E")))))</b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfbmuBYoEHW9dNXSMCsVESYk1cbZTqGQLHxMtdVdDE4KQs8UWJXHnC4sdP-K2KpzoRoXGCSB9HG9QBa9dv6ocQOobppq8SpvSlMTx2fYjKlwRLGDDzZ-pUkT7Hg3GIFOCTd3xGAf-SBSA/s1600/HBIF2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfbmuBYoEHW9dNXSMCsVESYk1cbZTqGQLHxMtdVdDE4KQs8UWJXHnC4sdP-K2KpzoRoXGCSB9HG9QBa9dv6ocQOobppq8SpvSlMTx2fYjKlwRLGDDzZ-pUkT7Hg3GIFOCTd3xGAf-SBSA/s1600/HBIF2.jpg" /></a></div><br />
Penjelasan:<ul><li><b>IF(C3>=90;"A";</b> artinya jika nilai (yang ditunjukkan cell C3 lebih besar sama dengan 90 (sampai tak terhingga), maka nilainya adalah A</li>
<li><b>IF(C3>=80;"B";</b> artinya jika nilai (yang ditunjukkan cell C3 lebih besar sama dengan 80 (tidak sampai pada nilai 90), maka nilainya adalah B</li>
<li><b>IF(C3>=70;"C";</b> artinya jika nilai (yang ditunjukkan cell C3 lebih besar sama dengan 70 (tidak sampai pada nilai 80), maka nilainya adalah C</li>
<li><b>IF(C3>=60;"D";</b> artinya jika nilai (yang ditunjukkan cell C3 lebih besar sama dengan 60 (tidak sampai pada nilai 70), maka nilainya adalah D</li>
<li><b>IF(C3>=00;"E";</b> artinya jika nilai (yang ditunjukkan cell C3 lebih besar sama dengan 00 (tidak sampai pada nilai 60), maka nilainya adalah E</li>
</ul>Mengapa nilai hasil belajar yang diuji adalah 75 memperoleh nilai dalam huruf adalah C, bukan D dan E (karena kedua nilai ini juga memenuhi syarat 75>=60 dan 75>=00). Hal ini dapat dijelaskan bahwa Microsoft Excel telah memberikan batasan syarat secara tidak langung, dengan menetapkan syarat-syaratnya sebagai berikut:<ul><li>>= 90 - tak terhingga adalah A</li>
<li>>=80 – 89,99 adalah B</li>
<li>>=70 – 79,99 adalah C</li>
<li>>=60 – 69,99 adalah D</li>
<li>>=00 – 59,99 adalah E</li>
</ul>Selain itu, bahwa Microsoft Excel dengan fungsi IF menguji secara bertahap, artinya jika syarat pertama sudah memenuhi maka syarat selanjutnya Microsoft Excel dengan fungsi IF tidak melakukan pengujian lagi, begitupun sebaliknya jika syarat pertama tidak memenuhi maka diuji pada syarat-syarat selanjutnya sampai memenuhi salah satu syarat, dimana pengujian dengan Microsoft Excel fungsi IF menguji secara bertahap.</li>
<li><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy48JCVPzPuJSh_jSSqEOMVmpzRcZLblRTPQkCfqqF_ERSXCn98mIuKLcRUYabtZZkka8-5efU0iG8lgyuNXhSWTactUfLE3MI7NiOXHNdF0af1nnBUCuWeqtU4PkGfZzJlL-lfoxzOnU/s1600/HBIF2-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy48JCVPzPuJSh_jSSqEOMVmpzRcZLblRTPQkCfqqF_ERSXCn98mIuKLcRUYabtZZkka8-5efU0iG8lgyuNXhSWTactUfLE3MI7NiOXHNdF0af1nnBUCuWeqtU4PkGfZzJlL-lfoxzOnU/s1600/HBIF2-1.jpg" /></a></div>Copy dan vaste jawaban untuk nilai hasil belajar siswa pertama dengan cara mendrag untuk hasil belajar siswa selanjutnya</li>
<li>Jika sukses dengan kerja ini maka jawabannya sama pada gambar samping</li>
<li>Selesai</li>
</ol>Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-26968491913963105172012-01-11T04:28:00.000-08:002012-01-11T04:28:32.673-08:00Microsoft Excel<h2 class="art-PostHeaderIcon-wrapper"> <span class="art-PostHeader"><span> Pengenalan Microsoft Excel 2<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>7</span></span> </h2><div class="art-PostMetadataHeader"> <div class="art-PostHeaderIcons art-metadata-icons"> <img alt="PostDateIcon" height="15" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/templates/joniquest/images/PostDateIcon.png" width="13" /><span>Thursday,<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item"> 0</span>4 February 2<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>1<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0 </span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>:49 | </span><img alt="PostAuthorIcon" height="18" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/templates/joniquest/images/PostAuthorIcon.png" width="18" />Written by Urip Madiananto | <span class="art-metadata-icons"><a href="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/index.php?view=article&catid=34%3Amicrosoft-excel&id=63%3Apengenalanmicrosoftexel2007&format=pdf&option=com_content&Itemid=69" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/M_images/pdf_button.png" /></a> <a href="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/index.php?view=article&catid=34%3Amicrosoft-excel&id=63%3Apengenalanmicrosoftexel2007&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=69" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/M_images/printButton.png" /></a> <a href="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy50aWsudHAudWdtLmFjLmlkL3NpdGUvaW5kZXgucGhwP29wdGlvbj1jb21fY29udGVudCZ2aWV3PWFydGljbGUmaWQ9NjM6cGVuZ2VuYWxhbm1pY3Jvc29mdGV4ZWwyMDA3JmNhdGlkPTM0Om1pY3Jvc29mdC1leGNlbCZJdGVtaWQ9Njk=" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes'); return false;" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/M_images/emailButton.png" /></a></span> </div></div><div style="text-align: justify;">Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah data secara otomatis meliputi perhitungan dasar, penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan grafik dan manajemen data. Perangkat lunak ini sangat membantu untuk menyelesaikan permasalahan administratif mulai yang paling sedernaha sampai yang lebih kompleks. Permasalahan sederhana tersebut misalnya membuat rencana kebutuhan barang meliputi nama barang, jumlah barang dan perkiraan harga barang. Permasalahan ini sebenarnya dapat juga diselesaikan menggunakan Microsoft Word karena hanya sedikit memerlukan proses perhitungan, tetapi lebih mudah diselesaikan dengan Microsoft Excel. Contoh permasalahan yang lebih kompleks adalah pembuatan laporan keuangan (general ledger) yang memerlukan banyak perhitungan, manajemen data dengan menampilkan grafik atau pivot tabel atau penggunaan fungsi-fungsi matematis ataupun logika pada sebuah laporan. Penyelesaian permasalahan yang komplek juga dapat memanfaatkan pemograman macro yang disediakan oleh Excel agar proses penggunaan lebih mudah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>1.1</strong> <strong><span>Cara memulai aplikasi Microsoft Excel 2<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>7</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Langkah-langkah:</div><ol><li>Pilih tombol Start di pojok kiri bawah tampilan windows.</li>
<li>Setelah muncul tampilan menunya pilih Program, kemudian Microsoft Office dan Pilih Microsoft Excel.</li>
<li>Muncul Gambar 1.1</li>
</ol><br />
<strong><span>1.2 Mengenal Elemen-elemen Microsoft Excel 2<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>7</span></strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> </strong><br />
<strong> <span style="font-weight: normal;"><strong> </strong></span><br />
<strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">Sebelum melakukan pengolahan data pada Microsoft Excel, terlebih dahulu kita harus <strong> </strong></span></div><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">mengetahui elemen-elemen yang ada di Microsoft Exel</span></div></strong></strong><strong> <span style="font-weight: normal;"><strong><strong> </strong></strong></span><br />
<strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;"><img border="0" height="393" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel.jpg" width="524" /></span></div></strong></strong> <br />
</strong><strong> <div style="display: inline ! important; text-align: center;"><span style="font-weight: normal;"><span style="white-space: pre;"> </span>Gambar 1.1</span></div><div style="display: inline ! important; text-align: center;"><span style="font-weight: normal;"><br />
</span></div><div style="display: inline ! important; text-align: center;"><span style="font-weight: normal;"><span style="white-space: pre;"> </span><span>Tampilan di layar saat Microsoft Office 2<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>7 dijalankan</span></span></div><div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;"><br />
</span></div><div style="display: inline ! important;"><br />
</div><div style="display: inline ! important;"><br />
</div><div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;"><span>Unsur-unsur utama Layar Microsoft Excel 2<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span><span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>7:</span></span></div><div style="display: inline ! important;"><br />
</div>1) <span style="text-decoration: underline;">Judul</span><br />
<strong><strong> <span style="font-weight: normal;"><strong><strong><strong><strong> </strong></strong></strong></strong></span><br />
<strong><strong><strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">Judul menampilkan judul program dan dokumen aktif atau nama file dari lembar kerja </span></div></strong></strong></strong></strong> <span style="font-weight: normal;"><strong><strong><strong><strong><strong><strong><strong><strong> </strong></strong></strong></strong></strong></strong></strong></strong></span><br />
<strong><strong><strong><strong><strong><strong><strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">yang aktif.</span></div></strong></strong></strong></strong></strong></strong></strong></strong> <br />
<span style="font-weight: normal;"><strong><strong><strong> </strong></strong></strong></span><br />
<strong><strong><strong> <div style="display: inline ! important;">2) <span style="text-decoration: underline;">Office Button</span></div></strong></strong></strong> <br />
</strong></strong> <span style="font-weight: normal;">Berisi barisan perintah untuk pengoperasian Program yang standar misalnya membuat <strong><strong> </strong></strong></span><br />
<strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">dokumen baru, membuka dokumen lama, menyimpan, mencetak dan mempublish <strong><strong> </strong></strong></span></div><strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">dokumen.</span></div></strong></strong> <span style="font-weight: normal;"><strong><strong> </strong></strong></span><br />
<strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><br />
</div><div style="display: inline ! important;">3) Akses Cepat Toolbar (Quick Access Toolbar)</div></strong></strong> <span style="font-weight: normal;"><strong><strong> </strong></strong></span><br />
<strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">Merupakan sarana yang disediakan Microsoft Excel untuk mempercepat akses <strong><strong> </strong></strong></span></div><strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;">berkomunikasi dengannya misalnya menyimpan, mencetak dan sebagainya.</span></div></strong></strong></strong></strong> <br />
</strong></strong></strong><strong> <span style="font-weight: normal;"><strong><strong><strong> </strong></strong></strong></span><br />
<strong><strong><strong> <div style="display: inline ! important;"><span style="font-weight: normal;"><strong>4) Toolbar</strong></span></div></strong></strong></strong> <br />
</strong><strong> <span style="font-weight: normal;">Merupakan deretan tool-tool (gambar-gambar) yang mewakili perintah dan berfungsi untuk mempermudah dan mengefisienkan pengoperasian program.</span><br />
</strong></strong><br />
<br />
<br />
<strong>5) Help</strong><br />
Bila kita ingin bertanya sesuatu, maka ketik pertanyaan anda pada tempat tersebut. Ms Excel akan memberikan alternatif jawaban terhadap pertanyaan yang dimaksud.<br />
<strong>6) Lembar Kerja (Workbook)</strong><br />
Baris ini berisikan informasi halaman, section, letak insertion point dan tombol pengendali.<br />
<strong>7) Cell</strong><br />
<strong>8) Nomor Baris</strong><br />
<strong>9) Nomor Kolom</strong><br />
<strong><span>1<span dtx-highlight-backgroundcolor="lime" id="dtx-highlighting-item">0</span>) Nama Range</span></strong><br />
<strong>11) Fungsi</strong><br />
<strong>12) Penggulung vertical dan horisontal</strong><br />
<br />
Untuk memudahkan dalam membaca suatu dokumen dengan menggulung layar vertikal dan horisontal.<br />
<br />
<br />
<strong>1.3 Memulai Buat Dokumen</strong><br />
<br />
<span style="white-space: pre;"> </span>Pada sub bab ini, kita akan membuat dokumen sebagai contoh pengelolaan data sederhana. Dari contoh pengelolaan data sederhana kita akan belajar tentang cara pengetikan di excel, alignment, cara memformat huruf, cara memformat tabel dan cell, dan memanfaatkan fasilitas Autofill. Berikut contoh pengelolaan data yang pertama seperti pada Gambar 1.2.<br />
<br />
<img border="0" height="246" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%202.jpg" width="524" /><br />
<br />
Langkah-langkah membuat dokumen daftar unit kerja seperti pada Gambar 6.2 adalah sebagai berikut:<br />
1. Buat Judul dan Sub Judul Laporan<br />
# Arahkan kursor pada Cell A1 (Kolom A dan Baris 1), kemudian ketikkan tulisan “Daftar Unit Kerja” pada Cell aktif tersebut.<br />
# Kemudian ketikkan sub judul laporan pada Cell A3, A4, A5, D4 dan D5 seperti pada tampilan dibawah ini:<br />
<br />
<img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%203.jpg" /><br />
<div style="text-align: justify;"># Buat data tabel pada Laporan dengan memulai pengetikan pada A7 sampai F7 untuk judul tabel dan A8, A9, B8, B9, dst untuk data pada tabel.</div><span style="white-space: pre;"> <img border="0" height="156" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%204.jpg" width="525" /></span><br />
<br />
<strong>2. Penggunaan Cell</strong><br />
# Untuk membuat Judul Laporan letaknya di tengah-tengah tabel maka arahkan kursor ke A1 kemudian select cell mulai A1 sampai F1. Kemudian klik tombol Merge Cell <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%205.jpg" /> agar judul laporan terletak ditengah-tengah tabel.<br />
<span style="white-space: pre;"> <img border="0" height="159" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%206.jpg" width="499" /></span><br />
# Agar huruf pada judul laporan dan tabel tebal maka arahkan kursor pada cell kemudian klik tombol Bold <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%207.jpg" /> atau dapat juga melakukan format font lainnya seperti underline <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%209.jpg" /> atau italic <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%208.jpg" />.<br />
<br />
<strong>3. Penggunaan AutoFill</strong><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><span style="white-space: pre;"> </span>Pada kolom No, KODE dan NAMA UNIT dapat digunakan Autofill agar lebih cepat dalam memasukkan data yang berulang. Fasilitas ini diaktifkan ketika kotak hitam kecil yang disebut fill handle digeser di atas cell-cell baru. Fill handle berada di ujung kanan bawah cell aktif atau range cell yang dipilih. Ketika menempatkan pointer cell di atas fill handle, pointer cell berubah menjadi tanda tambah, menunjukkan bahwa fasilitas AutoFill telah diaktifkan. Untuk membuat seri label, angka, atau tanggal, geserlah pointer di atas cell-cell yang ingin diisi dengan informasi, lalu lepaskan tekanan tombol mouse. Seperti sulap, muncullah sederetan nilai.</div><br />
<span style="white-space: pre;"> <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%2010.jpg" /></span><br />
<br />
Pada Kolom NO dan KODE, Autofill digunakan untuk membuat seri number secara terurut sedangkan pada kolom Nama Unit digunakan untuk mengcopy data yang sama ke beberapa cell secara cepat. Selanjutnya lengkapi data tabel seperti pada Gambar 1.3.<br />
<br />
<span style="white-space: pre;"> <img border="0" height="225" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%2011.jpg" width="482" /></span><br />
<span style="white-space: pre;"> </span>Gambar 1.3.<br />
<strong>4. Penggunaan format Tabel dan Cell</strong><br />
<span style="white-space: pre;"> </span># Microsoft Excel menyediakan fasilitas format table dengan beberapa template seperti memberi border, warna border, warna cell dan style font dengan klik tombol format table seperti ini <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%2012.jpg" />, kemudia akan muncul pilihan style format tabel seperti berikut ini.<br />
<span style="white-space: pre;"> <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%2013.jpg" /></span><br />
<span style="white-space: pre;"> </span>Gambar 1.4<br />
<span style="white-space: pre;"> </span># Kita juga dapat melakukan format tabel dan format cell sesuai selera kita atau tidak menggunakan template yang disediakan Microsoft Excel. Seperti contohnya pada Gambar 1.4. menggunakan format tabel dan cell sendiri dengan cara:<br />
<span style="white-space: pre;"> </span>* Untuk membuat border pada tabel, blok tabel yang akan di beri border dalam hal ini mulai cell <span style="white-space: pre;"> </span> A7 sampai F15, kemudian klik panah pada tombol <img border="0" src="http://www.tik.tp.ugm.ac.id/site/images/ms%20exel%2014.jpg" /> dan pilih All Border seperti pada tampilan <span style="white-space: pre;"> </span> dibawah ini.Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-88591883406689012212011-12-15T00:23:00.001-08:002011-12-15T00:23:26.569-08:00struktur sosial<h2 class="posttitle">Struktur Sosial</h2><div class="postdate"> Juli 28, 2009 pada 2:47 pm (<a href="http://tanpatandajasa.wordpress.com/category/pengetahuan-sosial/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Pengetahuan Sosial">Pengetahuan Sosial</a>) <br />
</div><div align="center"> </div><strong>Tujuan Pembelajaran:</strong><br />
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:<br />
<ol><li>Menjelaskan definisi struktur sosial</li>
<li>Mengidentifikasi struktur sosial</li>
<li>Mendeskripsikan fungsi dan bentuk-bentuk struktur sosial</li>
</ol>A. Definisi Struktur Sosial<br />
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.<br />
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:<br />
v George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.<br />
v George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.<br />
v William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.<br />
v Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial. <strong> </strong><br />
<strong>B. </strong><strong>Ciri-ciri Struktur Sosial</strong> <strong> </strong><br />
<strong>1. Muncul pada kelompok masyarakat</strong><br />
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.<br />
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula. <strong> </strong><br />
<strong>2. Berkaitan erat dengan kebudayaan</strong><br />
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.<br />
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb: <strong>a. </strong><strong>Keadaan geografis</strong><br />
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. <strong></strong><br />
<strong>b. </strong><strong>Mata pencaharian</strong><br />
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri. <strong></strong><br />
<strong>c. </strong><strong>Pembangunan</strong><br />
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. <strong></strong><br />
<strong>3. Dapat berubah dan berkembang</strong><br />
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. <strong></strong><br />
<strong>C. </strong><strong>Fungsi Struktur Sosial</strong><br />
<strong>1. Fungsi Identitas</strong><br />
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya. <strong></strong><br />
<strong> 2. Fungsi Kontrol</strong><br />
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit. <strong></strong><br />
<strong> 3. Fungsi Pembelajaran</strong><br />
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan. <strong></strong><br />
<strong>D. </strong><strong>Bentuk Struktur Sosial</strong><br />
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri. <strong></strong><br />
<strong>1. Stratifikasi Sosial</strong><br />
Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.<br />
Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial.<br />
Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah.<br />
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2:<br />
1. Stratifikasi Sosial Tertutup<br />
Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)<br />
2. Stratifikasi Sosial terbuka<br />
Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.<br />
Bentuk-bentuk mobilitas sosial: <strong></strong><br />
<strong>a. </strong><strong>Mobilitas Sosial Horizontal</strong><br />
Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas. <strong></strong><br />
<strong>b. </strong><strong>Mobilitas Sosial Vertikal</strong><br />
Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan individu.<br />
Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:<br />
#Vertikal naik<br />
Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.<br />
#Vertikal turun<br />
Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini. <strong></strong><br />
<strong>c. </strong><strong>Mobilitas antargenerasi</strong><br />
Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda. <strong></strong><br />
<strong>c. </strong><strong>Stratifikasi Sosial Campuran</strong><br />
Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut.<br />
Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi: <strong></strong><br />
<strong>a. </strong><strong>Dasar ekonomi</strong><br />
Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:<br />
1) Golongan Atas<br />
Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar.<br />
2) Golongan Menengah<br />
Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.;<br />
3) Golongan Bawah<br />
Terdiri dari buruh tani dan budak.<br />
<strong>b. Dasar pendidikan</strong><br />
Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi. <strong></strong><br />
<strong>c. </strong><strong>Dasar kekuasaan</strong><br />
Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.<br />
Dampak adanya stratifikasi sosial:<br />
a. <strong>Dampak Positif</strong><br />
Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.<br />
b. <strong>Dampak Negatif</strong><br />
Dapat menimbulkan kesenjangan sosial <strong></strong><br />
<strong>B. Diferensiasi Sosial</strong><br />
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain: <strong></strong><br />
<strong>a. </strong><strong>Diferensiasi ras</strong><br />
Ras adalah su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid. <strong></strong><br />
<strong>b. </strong><strong>Diferensiasi suku bangsa</strong><br />
Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua. <strong></strong><br />
<strong>c. </strong><strong>Diferensiasi klen</strong><br />
Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:<br />
<strong>a. Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal)</strong><br />
Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau.<br />
<strong>b. </strong><strong>Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal)</strong><br />
Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak. <strong></strong><br />
<strong>d. </strong><strong>Diferensiasi agama</strong><br />
Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya. <strong></strong><br />
<strong>e. </strong><strong>Diferensiasi profesi</strong><br />
Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya. <strong></strong><br />
<strong>f. </strong><strong>Diferensiasi jenis kelamin</strong><br />
Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-78326657171491947942011-12-03T03:50:00.000-08:002011-12-03T03:50:18.168-08:00Mobilitas sosial<b>A. Bentuk Mobilitas Sosial</b><br />
<br />
<b>1.Mobilitas Vertikal </b><br />
<b> </b>Mobilitas vertical adalah pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.<br />
Mobilitas Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:<br />
a) Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.<br />
b) Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.<br />
Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua bentuk sebagai berikut.<br />
a) Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.<br />
b) Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.<br />
Beberapa prinsip umum dalam mobilitas sosial vertical adalah sebagai berikut.<br />
a) Tidak ada suatu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial yang vertical.<br />
b) Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial .<br />
c) Setiap masyarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertical sendiri.<br />
d) Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan yang berbeda-beda.<br />
e) Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,politik,dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah .<br />
<b>2 .Mobilitas Horizontal</b><br />
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan.<br />
Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan .Contohnya,tindakan mengevakuasi penduduk yang tertimpa bencana alam ke daerah lain.<br />
<b>3 .Mobilitas Antargenerasi</b><br />
Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.<br />
<b>a) </b><b>Mobilitas Intergenerasi </b><br />
adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.<br />
b) Mobilitas Intragenerasi<br />
Adalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.<span id="more-62"></span><br />
<b>C . Faktor Pendorong Mobilitas Sosial</b><br />
1. Faktor Struktural<br />
Faktor Struktural adalah jumlah relative dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor structural adalah sebagai berikut.<br />
a) Struktur Pekerjaan<br />
b) Perbedaan Fertilitas<br />
c) Ekonomi Ganda<br />
d) Penunjang dan Penghambat Mobilitas<br />
2 .Faktor Individu<br />
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan ,penampilan ,maupun keterampilan pribadi.Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.<br />
a) Perbedaan Kemampuan<br />
b) Orientasi Sikap terhadap Mobilitas<br />
c) Faktor Kemujuran<br />
3 .Setiap Status Sosial<br />
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimilik oleh orang tuanya.<br />
4 .Faktor Keadaan Ekonomi<br />
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadiny mobilitas manusia.<br />
5 .Faktor Situasi Politik<br />
6 .Faktor Kependudukan {demografi}<br />
7 .Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain<br />
<b>D.Faktor Penghambat Mobilitas Sosial</b><br />
<br />
1. Faktor Kemiskinan<br />
2. Faktor Diskriminasi Kelas<br />
3. Faktor Perbedaan Ras dan Agama<br />
4. Faktor Perbedaan Jenis Kelamin {Gender}<br />
5. Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat Kuat<br />
<b>E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial</b><br />
Menurut <b><i>Pitirim A.Sorokin</i></b>,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut.<br />
1. Angkatan Senjata<br />
2. Lembaga Pendidikan<br />
3. Organisasi Politik<br />
4. Lembaga Keagamaan<br />
5. Organisasi Ekonomi<br />
6. Organisasi Profesi<br />
7. Perkawinan<br />
8. Organisasi Keolahragaan<br />
Secara umum ,cara yang digunakan untuk memperoleh status sosial dapat melalui<br />
dua cara berikut.<br />
1) Akripsi<br />
Adalah cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan<br />
2) Prestasi<br />
Adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri.<br />
Secara khusus,cara-cara yang digunakan untuk menaikan status sosial adalah sebagai berikut.<br />
1) Perubahan Standar Hidup<br />
2) Perubahan Nama<br />
3) Perubahan Tempat Tinggal<br />
4) Perkawinan<br />
5) Perubahan Tingkah Laku<br />
6) Bergabung dengan Organisasi Tertentu<br />
<b>F . Proses Terjadinya Mobilitas Sosial</b><br />
Mobilitas sosial,baik itu yang bentuknya vertical,maupun horizontal dapat<br />
terjadi di setiap masyarakat.<br />
<b>G .Dampak Mobilitas Sosial</b><br />
Menurut Horton dan Hunt (1987),ada beberapa konsekuensi negative dari adanya mobilitas sosial vertical , antara lain sbg berikut.<br />
1) Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.<br />
2) Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat<br />
3) Keretakan hubungan antaranggota kelompok primer.<br />
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat,baik yang bersifat positif<br />
maupun negatif antara lain sbg berikut.<br />
1.Dampak Positif<br />
a) Mendorong seseorang untuk lebih maju<br />
b) Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kea rah yang lebih baik.<br />
2 .Dampak Negatif<br />
a) Timbulnya konflik<br />
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan<br />
menjadi 3 bagian,yaitu sebagai berikut.<br />
1) Konflik antarkelas<br />
2) Konflik antarkelompok sosial<br />
Konflik ini dapat berupa:<br />
a) Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern.<br />
b) Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.<br />
3) Konflik antargeneraso<br />
b) Berkurangnya Solidaritas Kelompok<br />
Dampak lain mobilitas sosial dari faktor psikologis antara lain sebagai berikut.<br />
1. Menimbulkan ketakutan<br />
2. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya(post power syndrome)<br />
3. Mengalami frustasi.Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-46879855990659146432011-12-03T03:42:00.001-08:002011-12-03T03:42:19.650-08:00konflik sosial<h1 class="firstHeading">BAB 6 KONFLIK SOSIAL</h1><right> <script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "ca-pub-9986089699301014";
/* cr-1 */
google_ad_slot = "9239700949";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 15;
//-->
</script> <script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script><ins style="border: medium none; display: inline-table; height: 15px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="border: medium none; display: block; height: 15px; margin: 0pt; padding: 0pt; position: relative; visibility: visible; width: 728px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="15" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" onload="var i=this.id,s=window.google_iframe_oncopy,H=s&&s.handlers,h=H&&H[i],w=this.contentWindow,d;try{d=w.document}catch(e){}if(h&&d&&(!d.body||!d.body.firstChild)){if(h.call){i+='.call';setTimeout(h,0)}else if(h.match){i+='.nav';w.location.replace(h)}s.log&&s.log.push(i)}" scrolling="no" style="left: 0pt; position: absolute; top: 0pt;" vspace="0" width="728"></iframe></ins></ins> </right> <h3 id="siteSub">Dari Crayonpedia</h3><div id="jump-to-nav">Langsung ke: <a href="http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL#column-one">navigasi</a>, <a href="http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_6_KONFLIK_SOSIAL#searchInput">cari</a></div><!-- start content --> <br />
<br />
<br />
<br />
<b>A. PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL</b><br />
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia. <br />
<div class="center"><div class="floatnone"><span><a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Demo.jpg" title="Demo.jpg"><img alt="" border="0" height="316" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/14/Demo.jpg" width="484" /></a></span></div></div>Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Menurut Kartono & Gulo (1987), konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan orang lain. Keadaan mental merupakan hasil impuls-impuls, hasrat-hasrat, keinginan-keinginan dan sebagainya yang saling bertentangan, namun bekerja dalam saat yang bersamaan. Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent), bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent). Gambar 6.1 menjelaskan tentang perilaku manusia yang muncul akibat dari perbedaan pendapat. Demonstrasi yang dilakukan untuk menentang kebijakan negara adalah salah satu bentuk perbedaan pendapat dan kepentingan antara kelompok masyarakat dengan negara atau dengan kelompok lainnya. Fenomena ini termasuk dalam kategori konflik, walaupun tidak mengarah kepada pertentangan fisik. Konflik juga dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama. Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik bilamana salah satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut (Robbins, 1996). Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bisa terjadi karena hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki tujuan-tujuan yang tidak sejalan (Fisher, dalam Saputro, 2003). Sedangkan White & Bednar (1991) mendefinisikan konflik sebagai suatu interaksi antara orang-orang atau kelompok yang saling bergantung merasakan adanya tujuan yang saling bertentangan dan saling mengganggu satu sama lain dalam mencapai tujuan itu. Jika tindakan seseorang individu untuk memenuhi dan memaksimal kan kebutuhannya menghalangi atau membuat tindakan orang lain jadi tidak efektif untuk memenuhi dan memaksimalkan kebutuhan orang tersebut, maka terjadilah konflik kepentingan (conflict of interest) (Deustch dalam Johnson & Johnson, 1991). Cassel Concise dalam Lacey (2003) mengemukakan bahwa konflik sebagai “a fight, a collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinion or purposes; mental strife, agony”. Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa konflik adalah suatu pertarungan, suatu benturan; suatu pergulatan; pertentangan kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan; pergulatan mental, penderitaan batin. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seorang terhadap dirinya, orang lain, orang dengan kenyataan apa yang diharapkan (Mangkunegara, 2001). Konflik juga merupakan perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak (two parties)yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka dan atau mengganggu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya (Wexley &Yukl, 1988). Gambar 6.2 di bawah ini adalah salah satu contoh konflik yang sesuai dengan pendapat di atas, yaitu ketika apa yang diharapkan oleh suporter persebaya agar kesebelasan kesayangannya menang tidak terwujud, akibatnya dia melakukan berbagai tindakan penyerangan kepada siapa saja, termasuk kepada aparat keamanan. <br />
<div class="center"><div class="floatnone"><span><a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Persebaya.jpg" title="Persebaya.jpg"><img alt="" border="0" height="322" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/c/cc/Persebaya.jpg" width="554" /></a></span></div></div>Pertentangan dikatakan sebagai konflik manakala pertentangan itu bersifat langsung, yakni ditandai interaksi timbal balik di antara pihakpihak yang bertentangan. Selain itu, pertentangan itu juga dilakukan atas dasar kesadaran pada masing-masing pihak bahwa mereka saling berbeda atau berlawanan (Syaifuddin, dalam Soetopo dan Supriyanto, 2003). Dalam hubungannya dengan pertentangan sebagai konflik, Marck, Synder dan Gurr membuat kriteria yang menandai suatu pertentangan sebagai konflik. Pertama, sebuah konflik harus melibatkan dua atau lebih pihak di dalamnya; Kedua, pihak-pihak tersebut saling tarik-menarik dalam aksi-aksi saling memusuhi (mutualy opposing actions); Ketiga, mereka biasanya cenderung menjalankan perilaku koersif untuk menghadapi dan menghancurkan “sang musuh”. Keempat, interaksi pertentangan di antara pihak-pihak itu berada dalam keadaan yang tegas, karena itu keberadaan peristiwa pertentangan itu dapat dideteksi dan dimufakati dengan mudah oleh para pengamat yang tidak terlibat dalam pertentangan (Gurr, dalam Soetopo, 2001). Konflik dalam pengertian yang luas dapat dikatakan sebagai segala bentuk hubungan antar manusia yang bersifat berlawanan (antagonistik) (Indrawijaya, 1986). Konflik adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda. Konflik juga merupakan suatu interaksi yang antagonis mencakup tingkah laku lahiriah yang tampak jelas mulai dari bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka (Clinton dalam Soetopo dan Supriyanto, 2003). Konflik dapat dikatakan sebagai suatu oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi yang disebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen, serta menimbulkan perbedaan pendapat, keyakinan dan ide (Mulyasa, 2003). Hocker & Wilmot (1991) memberikan definisi yang cukup luas terhadap konflik sebagai “an expressed struggle betwen at least two interdependent parties who perceive incompatibel goal, scarce rewards, and interference from the other parties in achieving their goals”. Seseorang dikatakan terlibat konflik dengan pihak lain jika sejumlah ketidaksepakatan muncul antara keduanya, dan masing-masing menyadari adanya ketidaksepakatan itu. Jika hanya satu pihak yang merasakan ketidaksetujuan, sedang yang lain tidak, maka belum bisa dikatakan konflik antara dua pihak. Dengan kata lain, dua pihak harus menyadari adanya masalah sebelum mereka berada di dalam konflik. Semua konflik seringkali dipandang sebagai pencapaian tujuan satu pihak dan merupakan kegagalan pencapaian tujuan pihak lain. Hal ini karena seringkali orang memandang tujuannya sendiri secara lebih penting, sehingga meskipun konflik yang ada sebenarnya merupakan konflik yang kecil, seolah-olah tampak sebagai konflik yang besar. Konflik muncul diakibatkan salah satunya perebutan sumberdaya. Misalnya, jika dua orang duduk sebangku dalam kelas, maka bangku itu menjadi sumberdaya. Apabila salah satu pihak bertingkah laku seakanakan mau menguasai kamar, pihak lain akan terganggu maka terjadilah konflik diakibatkan sumberdaya. Pihak-pihak yang berkonflik saling tergantung satu sama lain, karena kepuasan seseorang tergantung perilaku pihak lain. Jika kedua pihak merasa tidak perlu untuk menyelesaikan masalah, maka perpecahan tidak dapat dihindari. Banyak konflik yang tidak terselesaikan karena masing-masing pihak tidak memahami sifat saling ketergantungan. Selama ini konflik sering dihubungkan dengan agresi. Broadman & Horowitz (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) menyatakan bahwa konflik dan agresi merupakan dua hal yang berbeda. Konflik tidak selalu menghasilkan kerugian, tetapi juga membawa dampak yang konstruktif bagi pihak-pihak yang terlibat, sedangkan agresi hanya membawa dampak-dampak yang merugikan bagi individu. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah suatu pertentangan dalam bentuk-bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada bentuk perlawanan terbuka antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung satu sama lain yang sama-sama merasakan tujuan yang saling tidak cocok, kelangkaan sumber daya dan hambatan yang didapat dari pihak lain dalam mencapai tujuannya. Tawuran antar pelajar (Gambar 6.3) adalah salah satu contoh konflik yang sering terjadi di kalangan pelajar. <br />
<div class="center"><div class="floatnone"><span><a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Tawuran.jpg" title="Tawuran.jpg"><img alt="" border="0" height="338" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/8/81/Tawuran.jpg" width="526" /></a></span></div></div>Konflik pada dasarnya merupakan bagian dari kehidupan sosial, karena itu tidak ada masyarakat yang steril dari realitas konflik. Coser (1956) menyatakan: konflik dan konsensus, integrasi dan perpecahan adalah proses fundamental yang walau dalam porsi dan campuran yang berbeda merupakan bagian dari setiap sistem sosial yang dapat dimengerti (Poloma, 1994). Karena konflik merupakan bagian kehidupan sosial, maka dapat dikatakan konflik sosial merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar. Dahrendorf (1986), membuat 4 postulat yang menunjukkan keniscayaan itu, yaitu: (1) setiap masyarakat tunduk pada proses perubahan, perubahan sosial terdapat di manamana; (2) setiap masyarakat memperlihatkan konflik dan pertentangan, konflik terdapat di mana-mana; (3) setiap unsur dalam masyarakat memeberikan kontribusi terhadap desintegrasi dan perubahan; (4) setiap masyarakat dicirikan oleh adanya penguasaan sejumlah kecil orang terhadap sejumlah besar lainnya. Coser (1956) mengutip hasil pengamatan Simmel, menunjukkan bahwa konflik mungkin positif sebab dapat meredakan ketegangan yang terjadi dalam suatu kelompok dengan memantapkan keutuhan dan keseimbangan. Coser menyatakan bahwa masyarakat yang terbuka dan berstruktur longgar membangun benteng untuk membendung tipe konflik yang akan membahayakan konsensus dasar kelompok itu dari serangan terhadap nilai intinya dengan membiarkan konflik itu berkembang di sekitar masalah-masalah yang tidak mendasar (Poloma, 1994). Dengan demikian berarti, konflik yang menyentuh nilai-nilai inti akan dapat mengubah struktur sosial sedangkan konflik yang mempertentangkan nilai-nilai yang berada di daerah pinggiran tidak akan sampai menimbulkan perpecahan yang dapat membahayakan struktur sosial. Cobb dan Elder (1972) mengungkapkan adanya tiga dimensi penting dalam konflik politik: (1) luas konflik; (2) intensitas konflik; dan (3) ketampakan konflik. Luas konflik, menunjuk pada jumlah perorangan atau kelompok yang terlibat dalam konflik, dan menunjuk pula pada skala konflik yang terjadi (misalnya: konflik lokal, konflik etnis, konflik nasional, konflik internasional, konflik agama dan sebagainya). Intensitas konflik adalah luas-sempitnya komitmen sosial yang bisa terbangun akibat sebuah konflik. Konflik yang intensitasnya tinggi adalah konflik yang bisa membangun komitmen sosial yang luas, sehingga luas konflikpun mengembang. Adapun ketampakan konflik adalah tingkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat di luar pihak-pihak yang berkonflik tentang peristiwa konflik yang terjadi. Sebuah konflik dikatakan memiliki ketampakan yang tinggi manakala peristiwa konflik itu disadari dan diketahui detail keberadaannya oleh masyarakat secara luas. Sebaliknya, sebuah konflik memiliki ketampakan rendah manakala konflik itu terselimuti oleh berbagai hal sehingga tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat luas terhadap konflik itu sangat terbatas. Pandangan tradisional tentang konflik mengandaikan konflik itu buruk, dipandang secara negatif, dan disinonimkan dengan istilah kekerasan (violence), destruksi, dan ketidakrasionalan demi memperkuat konotasi negatifnya. Konflik adalah merugikan, oleh karena itu harus dihindari (Robbins, 1996). Pandangan pada masa kini melihat konflik merupakan peristiwa yang wajar dalam kehidupan kelompok dan organisasi. Dalam interaksi antara manusia, konflik tidak dapat disingkirkan, tidak terelakkan, bahkan ada kalanya konflik dapat bermanfaat pada kinerja kelompok. Berdasarkan pendekatan interaksionis memandang konflik atas dasar bahwa kelompok yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akan perubahan dan inovasi. Oleh karena itu, kaum interaksionis mendorong pemimpin suatu kelompok apapun untuk mempertahankan suatu tingkat minimum berkelanjutan dari konflik, sehingga cukup untuk membuat kelompok itu hidup, kritis-diri dan kreatif. Perlu ditegaskan, bahwa pendekatan interaksionis tersebut tidak berarti memandangan semua konflik adalah suatu hal yang baik, tetap memandang konflik adalah suatu hal yang tidak baik. Kaum interaksional memandang ada konflik yang mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok, biasa disebut dengan konflik fungsional, sedangkan ada konflik yang menghalangi kinerja kelompok atau yang disebut dengan konflik disfungsional atau destruktif. <br />
<b>B. SUMBER KONFLIK SOSIAL</b><br />
Konflik yang terjadi pada manusia bersumber pada berbagai macam sebab. Begitu beragamnya sumber konflik yang terjadi antar manusia, sehingga sulit itu untuk dideskripsikan secara jelas dan terperinci sumber dari konflik. Hal ini dikarenakan sesuatu yang seharusnya bisa menjadi sumber konflik, tetapi pada kelompok manusia tertentu ternyata tidak menjadi sumber konflik, demikian halnya sebaliknya. Kadang sesuatu yang sifatnya sepele bisa menjadi sumber konflik antara manusia. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Kesimpulannya sumber konflik itu sangat beragam dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu, apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional. Pada umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut: (1) perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan, (2) langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi, dan (3) persaingan. Ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu penghargaan serta hak-hak istimewa muncul, konflik kepentingan akan muncul (Johnson & Johnson, 1991). Menurut Anoraga (dalam Saputro, 2003) suatu konflik dapat terjadi karena perbendaan pendapat, salah paham, ada pihak yang dirugikan, dan perasaan sensitif.<br />
1. Perbedaan pendapat<br />
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapat dimana masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau<br />
mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan sebagainya. <br />
2. Salah paham<br />
Salah paham merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya tindakan dari seseorang yang tujuan sebenarnya baik tetapi diterima sebaliknya oleh individu yang lain.<br />
3. Ada pihak yang dirugikan<br />
Tindakan salah satu pihak mungkin dianggap merugikan yang lain atau masing-masing pihak merasa dirugikan pihak lain sehingga seseorang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang senang atau bahkan membenci.<br />
4. Perasaan sensitif<br />
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalah artikan tindakan orang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar, tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan.<br />
Baron & Byrne (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) mengemukakan konflik disebabkan antara lain oleh perebutan sumber daya, pembalasan dendam, atribusi dan kesalahan dalam berkomunikasi. Sedangkan Soetopo (2001) juga mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya konflik, antara lain: (1) ciri umum dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik; (2) hubungan pihak-pihak yang mengalami konflik sebelum terjadi konflik; (3) sifat masalah yang menimbulkan konflik; (4) lingkungan sosial tempat konflik terjadi; (5) kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik; (6) strategi yang biasa digunakan pihak-pihak yang mengalami konflik; (7) konsekuensi konflik terhadap pihak yang mengalami konflik dan terhadap pihak lain; dan (8) tingkat kematangan pihak-pihak yang berkonflik. Ada enam kategori penting dari kondisi-kondisi pemula (antecedent conditions) yang menjadi penyebab konflik, yaitu: (1) persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources), (2) ketergantungan pekerjaan (task interdependence), (3) kekaburan bidang tugas (jurisdictional ambiguity), (4) problem status (status problem), (5) rintangan komunikasi (communication barriers), dan (6) sifat-sifat individu (individual traits) (Robbins, Walton & Dutton dalam Wexley & Yukl, 1988).<br />
Schmuck (dalam Soetopo dan Supriyanto, 1999) mengemukakan bahwa kategori sumber-sumber konflik ada empat, yaitu (1) adanya perbedaan fungsi dalam organisasi, (2) adanya pertentangan kekuatan antar orang dan subsistem, (3) adanya perbedaan peranan, dan (4) adanya tekanan yang dipaksakan dari luar kepada organisasi. <br />
Sedangkan Handoko (1998) menyatakan bahwa sumber-sumber konflik adalah sebagai berikut.<br />
1. Komunikasi: salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan<br />
tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.<br />
2. Struktur: pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber-sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.<br />
3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka,<br />
dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.<br />
Berbeda pula dengan pendapat Mangkunegara (2001) bahwa penyebab konflik dalam organisasi adalah: (1) koordinasi kerja yang tidak dilakukan, (2) ketergantungan dalam pelaksanaan tugas, (3) tugas yang tidak jelas (tidak ada diskripsi jabatan), (4) perbedaan dalam orientasi kerja, (5) perbedaan dalam memahami tujuan organisasi, (6) perbedaan persepsi, (7) sistem kompetensi intensif (reward), dan (8) strategi permotivasian yang tidak tepat. Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber konflik sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat ditegaskan bahwa sumber konflik dapat berasal dari dalam dan luar diri individu. Dari dalam diri individu misalnya adanya perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan serta perasaan yang terlalu sensitif. Dari luar diri individu misalnya adanya tekanan dari lingkungan, persaingan, serta langkanya sumber daya yang ada.<br />
1. Faktor Penyebab Konflik<br />
a. Perbedaan individu<br />
Perbedaan kepribadian antar individu bisa menjadi faktor penyebab terjadinya konflik, biasanya perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbedabeda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.<br />
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan<br />
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.<br />
c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan<br />
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda- beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan.<br />
Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka. <br />
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat<br />
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. <br />
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada. <br />
<br />
<br />
<b>C. BENTUK KONFLIK SOSIAL</b><br />
Sasse (1981) mengajukan istilah yang bersinonim maknanya dengan nama conflict style, yaitu cara orang bersikap ketika menghadapi pertentangan. Conflict style ini memiliki kaitan dengan kepribadian. Maka orang yang berbeda akan menggunakan conflict style yang berbeda pada saat mengalami konflik dengan orang lain. Sedangkan Rubin (dalam Farida, 1996) menyatakan bahwa konflik timbul dalam berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri seseorang individu, antar individu, kelompok, organisasi maupun antar negara. Ada banyak kemungkinan menghadapi konflik yang dikenal dengan istilah manajemen konflik. Konflik yang terjadi pada manusia ada berbagai macam ragamnya, bentuknya, dan jenisnya. Soetopo (1999) mengklasifikasikan jenis konflik, dipandang dari segi materinya menjadi empat, yaitu:<br />
1. Konflik tujuan<br />
Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.<br />
2. Konflik peranan<br />
Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang<br />
sama.<br />
3. Konflik nilai<br />
Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik<br />
dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.<br />
4. Konflik kebijakan<br />
Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh satu pihak dan kebijakan lainnya. <br />
<div class="center"><div class="floatnone"><span><a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Anti_kapital.jpg" title="Anti kapital.jpg"><img alt="" border="0" height="370" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/1/14/Anti_kapital.jpg" width="550" /></a></span></div></div>Gambar 6.4 adalah contoh yang menunjukkan ragam dan bentuk konflik yang terjadi di masyarakat. Dipandang dari akibat maupun cara penyelesaiannya, Furman & McQuaid (dalam Farida, 1996) membedakan konflik dalam dua tipe yang berbeda, yaitu konflik destruktif dan konstruktif. <br />
Konflik dipandang destruktif dan disfungsional bagi individu yang terlibat apabila:<br />
1. Konflik terjadi dalam frekuensi yang tinggi dan menyita sebagian besar kesempatan individu untuk berinteraksi. Ini menandakan bahwa problem tidak diselesaikan secara kuat. Sebaliknya, konflik yang konstruktif terjadi dalam frekuensi yang wajar dan masih memungkinkan individu-individunya berinteraksi secara harmonis.<br />
2. Konflik diekspresikan dalam bentuk agresi seperti ancaman atau paksaan dan terjadi pembesaran konflik baik pembesaran masalah yang menjadi isu konflik maupun peningkatan jumlah individu yang terlibat. Dalam konflik yang konstruktif isu akan tetap terfokus dan dirundingkan melalui proses pemecahan masalah yang saling menguntungkan.<br />
3. Konflik berakhir dengan terputusnya interaksi antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam konflik yang konstruktif, kelangsungan hubungan antara pihak-pihak yang terlibat akan tetap terjaga. Sedangkan Handoko (1984) membagi konflik menjadi 5 jenis yaitu: (1) konflik dari dalam individu, (2) konflik antar individu dalam organisasi yang sama, (3) konflik antar individu dalam kelompok, (4) konflik antara kelompok dalam organisasi, (5) konflik antar organisasi.<br />
Berbeda dengan pendapat diatas Mulyasa (2003) membagi konflik berdasarkan tingkatannya menjadi enam yaitu: (1) konflik intrapersonal, (2) konflik interpersonal, (3) konflik intragroup, (4) konflik intergroup, (5) konflik intraorganisasi, dan (6) konflik interorganisasi. Menurut Dahrendorf (1986), konflik dibedakan menjadi 4 macam: (1) konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role); (2) konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank); (3) konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa); dan (4) konflik antar satuan nasional (perang saudara). Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group) yang mengalami konflik dengan kelompok lain; (2) keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai; (3) perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbul nya rasa dendam, benci, saling curiga dan sebagainya; (4) kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia; dan (5) dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.<br />
Para pakar teori konflik mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut.<br />
1. Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.<br />
2. Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.<br />
3. Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.<br />
4. Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik. <br />
<b>D. PROSES KONFLIK</b><br />
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) oposisi atau ketidakcocokan potensial; (2) kognisi dan personalisasi; (3) maksud; (4) perilaku; dan (5) hasil. Oposisi atau ketidakcocokan potensial adalah adanya kondisi yang mencipta-kan kesempatan untuk munculnya koinflik. Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah satu kondisi itu perlu jika konflik itu harus muncul. Kondisi tersebut dikelompokkan dalam kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi dan merangsang kesalahpahaman. Struktur juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok-kelompok. Variabel pribadi juga bisa menjadi titik awal dari konflik. Pernahkah kita mengalami situasi ketika bertemu dengan orang langsung tidak menyukainya? Apakah itu kumisnya, suaranya, pakaiannya dan sebagainya. Karakter pribadi yang mencakup sistem nilai individual tiap orang dan karakteristik kepribadian, serta perbedaan individual bisa menjadi titik awal dari konflik. Kognisi dan personalisasi adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak terhadap konflik yang sedang dihadapi. Kesadaran oleh satu pihak atau lebih akan eksistensi kondisi-kondisi yang menciptakan kesempatan untuk timbulnya konflik. Bilamana hal ini terjadi dan berlanjut pada tingkan terasakan, yaitu pelibatan emosional dalam suatu konflik yang akan menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi dan pemusuhan. Maksud adalah keputusan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak yang berkonflik. Maksud dari pihak yang berkonflik ini akan tercermin atau terwujud dalam perilaku, walaupun tidak selalu konsisten. Maksud dalam penanganan suatu konflik ada lima, yaitu: (1) bersaing, tegas dan tidak kooperatif, yaitu suatu hasrat untuk memuaskan kepentingan seseorang atau diri sendiri, tidak peduli dampaknya terhadap pihak lain dalam suatu episode konflik; (2) berkolaborasi, bila pihak-pihak yang berkonflik masing-masing berhasrat untuk memenuhi sepenuhnya kepentingan dari semua pihak, kooperatif dan pencaharian hasil yang bermanfaat bagi semua pihak; (3) mengindar, bilamana salah satu dari pihak-pihak yang berkonflik mempunyai hasrat untuk menarik diri, mengabaikan dari atau menekan suatu konflik; (4) mengakomodasi, bila satu pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan, atau kesediaan dari salah satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya diatas kepentingannya; dan (5) berkomromi, adalah suatu situasi di mana masing-masing pihak dalam suatu konflik bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutannya masing-masing. Perilaku mencakup pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat an untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatun, serangan verbal yang tegas, pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salahpaham kecil. Hasil adalah jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan konsekuensi. Hasil bisa fungsional dalam arti konflik menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok, atau disfungsional dalam arti merintangi kinerja kelompok.oleh pihak-pihak yang berkonflik. Perilaku meliputi: upaya terang-terang an untuk menghancurkan pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatun, serangan verbal yang tegas, pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain, dan ketidaksepakatan atau salahpaham kecil. Hasil adalah jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan konsekuensi. Hasil bisa fungsional dalam arti konflik menghasilkan suatu perbaikan kinerja kelompok, atau disfungsional dalam arti merintangi kinerja kelompok. <br />
<div class="floatleft"><span><a class="image" href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Tugas7.jpg" title="Tugas7.jpg"><img alt="" border="0" height="131" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/d/de/Tugas7.jpg" width="410" /></a></span></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
E. POLA PENYELESAIAN KONFLIK<br />
Konflik dapat berpengaruh positif atau negatif, dan selalu ada dalam kehidupan. Oleh karena itu konflik hendaknya tidak serta merta harus ditiadakan. Persoalannya, bagaimana konflik itu bisa dimanajemen sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan disintegrasi sosial. Pengelolaan konflik berarti mengusahakan agar konflik berada pada level yang optimal. Jika konflik menjadi terlalu besar dan mengarah pada akibat yang buruk, maka konflik harus diselesaikan. Di sisi lain, jika konflik berada pada level yang terlalu rendah, maka konflik harus dibangkitkan (Riggio, 1990). Berbeda lagi dengan yang dinyatakan oleh Soetopo (1999) bahwa strategi pengelolaan konflik menunjuk pada suatu aktivitas yang dimaksudkan untuk mengelola konflik mulai dari perencanaan, evaluasi, dan pemecahan/penyelesaian suatu konflik sehingga menjadi sesuatu yang positif bagi perubahan dan pencapaian tujuan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengelolaan konflik, dapat ditegaskan bahwa pengelolaan konflik merupakan cara yang digunakan individu dalam mengontrol, mengarahkan, dan menyelesaikan<br />
konflik, dalam hal ini adalah konflik interpersonal. <br />
<br />
Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai metode resolusi (penyelesaian) konflik, sebagai berikut: Pertama, dengan metode penggunaan paksaan. Orang sering menggunakan kekuasaan dan kewenangan agar konflik dapat diredam atau dipadamkan. Kedua, dengan metode penghalusan (smoothing). Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya saling memahami konflik dengan bahasa kasihsayang, untuk memecahkan dan memulihkan hubungan yang mengarah pada perdamaian. Ketiga, penyelesaian dengan cara demokratis. Artinya, memberikan peluang kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan pendapat dan memberikan keyakinan akan kebenaran pendapatnya sehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Cribbin (1985) mengelaborasi terhadap tiga hal, yaitu mulai yang cara yang paling tidak efektif, yang efektif dan yang paling efektif. Menurutnya, strategi yang dipandang paling tidak efektif, misalnya ditempuh cara: (1) dengan paksaan. Strategi ini umumnya tidak disukai oleh kebanyakan orang. Dengan paksaan, mungkin konflik bisa diselesaikan dengan cepat, namun bisa menimbulkan reaksi kemarahan atau reaksi negatif lainnya; (2) dengan penundaan. Cara ini bisa berakibat penyelesaian konflik sampai berlarut-larut; (3) dengan bujukan. Bisa berakibat psikologis, orang akan kebal dengan bujukan sehingga perselisihan akan semakin tajam; (4) dengan koalisi, yaitu suatu bentuk persekutuan untuk mengendalikan konflik. Akan tetapi strategi ini bisa memaksa orang untuk memihak, yang pada gilirannya bisa menambah kadar konflik konflik sebuah ‘perang’; (5) dengan tawar-menawar distribusi. Strategi ini sering tidak menyelesaikan masalah karena masing-masing pihak saling melepaskan beberapa hal penting yang mejadi haknya, dan jika terjadi konflik mereka merasa menjadi korban konflik.<br />
Strategi yang dipandang lebih efektif dalam pengelolaan konflik meliputi: (1) koesistensi damai, yaitu mengendalikan konflik dengan cara tidak saling mengganggu dan saling merugikan, dengan menetapkan peraturan yang mengacu pada perdamaian serta diterapkan secara ketat dan konsekuen; (2) dengan mediasi (perantaraan). Jika penyelesaian konflik menemui jalan buntu, masing-masing pihak bisa menunjuk pihak ketiga untuk menjadi perantara yang berperan secara jujur dan adil serta tidak memihak. Sedangkan strategi yang dipandang paling efektif, antara lain: (1) tujuan sekutu besar, yaitu dengan melibatkan pihak-pihak yang berkonflik ke arah tujuan yang lebih besar dan kompleks. Misalnya denga cara membangun sebuah kesadaran nasional yang lebih mantap; (2) tawar-menawar integratif, yaitu dengan menggiring pihak-pihak yang berkonflik, untuk lebih berkonsentrasi pada kepentingan yang luas, dan tidak hanya berkisar pada kepentingan sempit, misalnya kepentingan individu, kelompok, golongan atau suku bangsa tertentu. <br />
Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara, yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan<br />
perwasitan (arbitration). Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi, terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang berkonflik. Lembaga yang dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang sedikitnya memenuhi empat hal: (1) harus mampu mengambil keputusan secara otonom, tanpa campur tangan dari badan-badan lain; (2) lembaga harus bersifat monopolistis, dalam arti hanya lembaga itulah yang berfungsi demikian; (3) lembaga harus mampu mengikat kepentingan bagi pihak-pihak yang berkonflik; dan (4) lembaga tersebut harus bersifat demokratis. Tanpa keempat hal tersebut, konflik yang terjadi di antara beberapa kekuatan sosial, akan muncul ke bawah permukaan, yang pada saatnya akan meledak kembali dalam bentuk kekerasan. Pengendalian dengan cara mediasi, dengan maksud bahwa pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan nasihat-nasihat, berkaitan dengan penyelesaian terbaik terhadap konflik yang mereka alami. Pengendalian konflik dengan cara perwasitan, dimaksudkan bahwa pihak-pihak yang berkonflik bersepakat untuk menerima pihak ketiga, yang akan berperan untuk memberikan keputusan-keputusan, dalam rangka menyelesaikan yang ada. Berbeda dengan mediasi, cara perwasitan mengharuskan pihak-pihak yang berkonflik untuk menerima keputusan yang diambil oleh pihak wasit.<br />
Pola penyelesaian konflik juga bisa dilakukan dengan menggunakan strategi seperti berikut: (1) gunakan persaingan dalam penyelesaian konflik, bila tindakan cepat dan tegas itu vital, mengenai isu penting, dimana tindakan tidak populer perlu dilaksanakan; (2) gunakan kolaborasi untuk menemukan pemecahan masalah integratif bila kedua perangkat kepentingan terlalu penting untuk dikompromikan; (3) gunakan penghindaran bila ada isyu sepele, atau ada isu lebih penting yang mendesak; bila kita melihat tidak adanya peluang bagi terpuaskannya kepentingan anda; (4) gunakan akomodasi bila diketahui kita keliru dan untuk memungkinkan pendirian yang lebih baik didengar, untuk belajar, dan untuk menunjukkan kewajaran; dan (5) gunakan kompromis bila tujuan penting, tetapi tidak layak mendapatkan upaya pendekatan-pendekatan yang lebih tegas disertai kemungkinan gangguan.<br />
1. Macam-macam Pola Pengelolaan Konflik<br />
Menurut penelitian Vliert dan Euwema (dalam Farida, 1996) penelitian-penelitian mengenai cara-cara penyelesaian konflik menggunakan klasifikasi yang berbeda. Belum ada kesepakatan dari para ahli mengenai klasifikasi yang dianggap paling valid. Individu berhubungan dengan yang lain dalam tiga cara; moving toward others (mendapatkan dukungan), moving againts other (menyerang dan mendominasi), dan<br />
moving away from other (menarik diri dari orang lain dan masalah yang menimbulkan konflik) (Horney dalam Hall, 1985). Berpijak dari perbedaan budaya, nilai maupun adat kebiasaan, Ury, Brett, dan Goldberg (dalam Tinsley, 1998) mengajukan tiga model pengelolaan konflik, sebagai berikut.<br />
1. Deffering to status power<br />
Individu dengan status yang lebih tinggi memiliki kekuasaan untuk membuat dan memaksakan solusi konflik yang ditawarkan. Status sosial memegang peranan dalam menentukan aktivitas-aktivitasyang akan dilakukan.<br />
2. Applying regulations<br />
Model ini ditekankan oleh asumsi bahwa interaksi sosial diatur oleh hukum universal. Peraturan diterapkan secara merata pada seluruh anggota. Peraturan dibakukan untuk menggambarkan hukuman dan penghargaan yang diberikan berdasarkan perilaku yang dilakukan, bukan berdasarkan orang yang terlibat.<br />
3. Integrating interest<br />
Model ini menekankan pada perhatian pihak yang terlibat, untuk membuat hasilnya lebih bermanfaat bagi mereka daripada tidak mendapatkan kesepakatan satupun. Disini masing-masing pihak saling berbagi minat, prioritas, untuk menemukan penyelesaian yang dapat mempertemukan minat mereka masing-masing. Pola penyelesaian konflik bila dipandang dari sudut menang-kalah pada masing-masing pihak, maka ada empat bentuk pengelolaan konflik, yaitu:<br />
1. Bentuk kalah-kalah (menghindari konflik)<br />
Bentuk pertama ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut.<br />
2. Bentuk menang-kalah (persaingan)<br />
Bentuk kedua ini memastikan bahwa satu pihak memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya kekuasaan atau pengaruh digunakan untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut individu tersebut yang keluar sebagai pemenangnya. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah.<br />
3. Bentuk kalah-menang (mengakomodasi)<br />
Agak berbeda dengan bentuk kedua, bentuk ketiga yaitu individu kalah-pihak lain menang ini berarti individu berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini digunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang diinginkan.<br />
4. Bentuk menang-menang (kolaborasi)<br />
Bentuk keempat ini disebut dengan gaya pengelolaan konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuannya adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut (Prijosaksono dan Sembel, 2002). Berbeda dengan pendapat diatas, Hendricks (2001) mengemukaan lima gaya pengelolaan konflik yang diorientasikan dalam organisasi maupun perusahaan. Lima gaya yang dimaksud adalah:<br />
1. Integrating (menyatukan, menggabungkan)<br />
Individu yang memilih gaya ini melakukan tukar-menukar informasi. Disini ada keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima semua kelompok. Cara ini mendorong berpikir kreatif serta mengembangkan alternatif pemecahan masalah.<br />
2. Obliging (saling membantu)<br />
Disebut juga dengan kerelaan membantu. Cara ini menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Kekuasaan diberikan pada orang lain. Perhatian tinggi pada orang lain menyebabkan seorang individu merasa puas dan merasa keinginannya terpenuhi oleh pihak lain, kadang mengorbankan sesuatu yang penting untuk dirinya sendiri.<br />
3. Dominating (menguasai)<br />
Tekanan gaya ini adalah pada diri sendiri. Kewajiban bisa saja diabaikan demi kepentingan pribadi. Gaya ini meremehkan kepentingan orang lain. Biasanya berorientasi pada kekuasaan dan penyelesaiannya cenderung dengan menggunakan kekuasaan.<br />
4. Avoiding (menghindar)<br />
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Ini adalah gaya menghindar dari persoalan, termasuk di dalamnya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.<br />
5. Compromising (kompromi)<br />
Perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkat sedang.<br />
Berbeda dengan yang dikemukakan Johnson & Johnson (1991) bahwa strategi pengelolaan konflik ada karena dipelajari, biasanya sejak masa kanak-kanak sehingga berfungsi secara otomatis dalam level bawah sadar (preconscious). Tapi karena dipelajari, maka seseorangpun dapat mengubah strateginya dengan mempelajari cara baru dan lebih efektif dalam menangani konflik. Lebih lanjut Johnson & Johnson (1991) mengajukan beberapa gaya atau strategi dasar pengelolaan konflik, yaitu:<br />
1. Withdrawing (Menarik Diri). Individu yang menggunakan strategi ini percaya bahwa lebih mudah menarik diri (secara fisik dan psikologis) dari konflik daripada menghadapinya. Mereka cenderung menarik diri untuk menghindari konflik. Baik tujuan pribadi maupun hubungan dengan orang lain dikorbankan. Mereka menjauh dari isu yang dapat menimbulkan konflik serta dari orangorang yang terlibat konflik dengannya.<br />
2. Forcing (Memaksa). Individu berusaha memaksa lawannya menerima solusi konflik yang ditawarkannya. Tujuan pribadinya dianggap sangat penting. Mereka menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya. Mereka tidak peduli akan kebutuhan dan minat orang lain, serta apakah orang lain itu menerima solusi mereka atau tidak. Mereka menganggap konflik dapat diselesaikan dengan satu pihak yang menang dan pihak yang lain kalah. Mereka mencapai kemenangan dengan jalan menyerang, menghancurkan, dan mengintimidasi orang lain.<br />
3. Smoothing (Melunak). Individu yang menggunakan strategi ini berpendapat bahwa mempertahankan hubungan dengan orang lain jauh lebih penting dibandingkan dengan pencapaian tujuan pribadi. Mereka ingin diterima dan dicintai. Mereka merasa bahwa konflik harus dihindari demi keharmonisan dan bahwa orang tidak akan dapat membicarakan konflik tanpa mengakibatkan rusaknya hubungan. Mereka takut jika konflik berlanjut, maka orang lain akan kecewa dan ini menyebabkan rusaknya hubungan. Mereka mengorbankan tujuan pribadinya demi mempertahankan kelangsungan hubungan.<br />
4. Compromising (Kompromi). Strategi ini digunakan individu yang menaruh perhatian baik terhadap pribadinya sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Mereka berusaha berkompromi, mengorbankan tujuannya sendiri dan mempengaruhi pihak lain untuk mengorbankan sebagian tujuannya juga. Mereka mencari solusi konflik agar kedua belah pihak sama-sama mendapatkan keuntungan, solusi pertengahan antara dua posisi yang ekstrim.<br />
5. Confronting (Konfrontasi). Individu dengan tipe ini menaruh perhatian sangat tinggi terhadap tujuan pribadi maupun kelangsungan hubungan dengan orang lain. Mereka memandang konflik sebagai masalah yang harus dipecahkan dan solusi terhadap konflik haruslah mencapai tujuan pribadinya sendiri maupun tujuan orang lain. Konflik dipandang dapat meningkatkan hubungan dengan menurunkan ketegangan antara dua pihak yang terlibat. Dengan solusi yang memuaskan kedua belah pihak, mereka mencoba mempertahankan kelangsungan hubungan dapat memuaskan baik mereka sendiri maupun orang lain. Klasifikasi-klasifikasi yang diajukan beberapa ahli di atas, jika diperhatikan tidak benar-benar berbeda. Perbedaan yang ada hanya pada istilah yang dipakai namun memiliki pengertian yang hampir sama.<br />
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Penyelesaian Konflik Johnson & Johnson (1991) menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan bilamana seseorang terlibat dalam suatu konflik, dan akibatnya menentukan bagaimana seseorang menyelesaikan konflik, sebagai berikut: (1) tercapainya persetujuan yang dapat memuaskan kebutuhan serta tujuannya. Tiap orang memiliki tujuan pribadi yang ingin dicapai. Konflik bisa terjadi karena tujuan dan kepentingan individu menghalangi tujuan dan kepentingan individu lain; (2) seberapa penting hubungan atau interaksi itu untuk dipertahankan. Dalam situasi sosial, yang di dalamnya terdapat keterikatan interaksi, individu harus hidup bersama dengan orang lain dalam periode tertentu. Oleh karena itu diperlukan interaksi yang efektif selama beberapa waktu. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pengelolaan konflik, seperti dirangkum sebagai berikut.<br />
1. Kepribadian Individu Yang Terlibat Konflik<br />
Stenberg dan Soriano (dalam Farida, 1996) berpendapat bahwa gaya pengelolaan konflik seorang individu dapat diprediksi dari karakteristik-karakteristik intelektual dan kepribadiannya. Mereka menemukan bahwa subyek dengan skor intelektual yang rendah cenderung menggunakan aksi fisik dalam mengatasi konflik. Sebaliknya subyek dengan skor intelektual yang tinggi lebih cenderung untuk menggunakan gaya-gaya pengelolaan konflik yang membuat konflik melunak.<br />
Dari karakteristik kepribadian dapat diprediksi bahwa subyek dengan skor tinggi pada need for deference (kebutuhan untuk mengikuti dan mendukung seseorang), need for abasement (kebutuhan untuk menyerah atau tunduk) dan need for order (kebutuhan untuk membuat teratur) cenderung untuk memilih gayagaya pengelolaan konflik yang membuat konflik melunak. Sebaliknya subyek dengan skor tinggi pada need for autonomy (kebutuhan untuk bebas dan lepas dari tekanan) dan need for change (kebutuhan untuk membuat perubahan) memiliki kecenderungan untuk memilih paling tidak satu gaya pengelolaan konflik yang membuat konflik semakin intensif.<br />
Menurut Broadman dan Horowitz (dalam Farida, 1996) karakteristik kepribadian yang terutama berpengaruh terhadap gaya pengelolaan konflik adalah kecenderungan agresifitas, kecenderungan untuk mengontrol dan menguasai, orientasi kooperatif dan kompetitif, kemampuan untuk berempati, dan kemampuan untuk menemukan pola penyelesaian konflik.<br />
2. Situasional<br />
Aspek situasi yang penting antara lain adalah perbedaan struktur kekuasaan, riwayat hubungan, lingkungan sosial dan pihak ketiga. Apabila satu pihak memiliki kekuasaan lebih besar terhadap situasi konflik, maka besar kemungkinan konflik akan diselesaikan dengan cara dominasi oleh pihak yang lebih kuat posisinya. Riwayat hubungan menunjuk pada pengalaman sebelumnya dengan pihak lain, sikap dan keyakinan terhadap pihak lain tersebut. Termasuk dalam aspek lingkungan sosial adalah norma-norma sosial dalam menghadapi konflik dan iklim sosial yang mendukung melunaknya konflik atau justru mempertajam konflik. Sedangkan campur tangan pihak ketiga yang memiliki hubungan buruk dengan salah satu pihak yang berselisih dapat menyebabkan membesarnya konflik. Sebaliknya, hubungan baik pihak ketiga dengan pihak-pihak yang berselisih dapat melunakkan konflik karena pihak ketiga dapat berperan sebagai mediator.<br />
3. Interaksi<br />
<br />
Digunakannya pendekatan disposisional saja dalam mencari pemahaman akan perilaku sosial dianggap mempunyai manfaat yang terbatas. Pendekatan yang lebih dominan dalam menerangkan perilaku sosial adalah interaksi dan saling mempengaruhinya determinan situasional dan disposisional.<br />
4. Isu Konflik<br />
Tipe isu tertentu kurang mendukung resolusi konflik yang konstruktif dibandingkan dengan isu yang lain. Tipe isu seperti ini mengarahkan partisipan konflik untuk memandang konflik sebagai permainan kalah-menang. Isu yang berhubungan dengan kekuasaan, status, kemenangan, dan kekalahan, pemilikan akan sesuatu yang tidak tersedia substitusinya, adalah termasuk tipetipe isu yang cenderung diselesaikan dengan hasil menang-kalah. Tipe yang lain yang tidak berhubungan dengan hal-hal di atas dapat dipandang sebagai suatu permainan yang memungkinkan setiap pihak yang terlibat untuk menang. Pada umumnya, konflik kecil lebih mudah diselesaikan secara konstruktif daripada konflik besar. Akan tetapi pada konflik yang destruktif, konflik yang sebenarnya kecil cenderung untuk membesar dan meluas. Perluasan ini dapat terjadi bila konflik antara dua individu yang berbeda dianggap sebagai konflik rasial. Selain itu bisa juga jika konflik tentang masalah biasa dipandang sebagai konflik yang bersifat substantif atau dipandang menyangkut harga diri dan kekuasaan. Robbins (1996) mengungkapkan ada beberapa teknik yang bisa dijadikan acuan dalam pemecahan konflik dan perangsangan konflik, seperti berikut.Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-49585685922502035112011-11-30T01:15:00.001-08:002011-11-30T01:15:26.142-08:0010 manusia unik<div style="position: static;"><iframe allowtransparency="allowTransparency" class="chitikaAdBlock" frameborder="0" height="250" id="ch_ad_ctr855" marginheight="0" marginwidth="0" name="ch_ad_ctr855" scrolling="no" src="about:blank" style="border: 0pt none; margin: 0pt; padding: 0pt;" width="550"></iframe></div><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="0" hspace="0" id="ch_ad855" marginheight="0" marginwidth="0" name="ch_ad855" scrolling="no" src="about:blank" vspace="0" width="0"></iframe> <a href="http://irengputih.com/get/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/" onclick="javascript:_gaq.push(['_trackEvent','outbound-article','http://mahasiswi-matter.blogspot.com']);" rel="nofollow" target="_blank"><img alt="tammet.daniel 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9Fft3BCuU8wCTJMgETSnRZgtzZK-MbXrvJ-v2cf947JJRxXVswvdzEqILuPB00yYcLywdxQvO7fY6FIshqJiSkNnTSaLXlHcYjIu1jAgM4Oi3OHWUX4ddCRJcJruNxEvMTkUUArazJbU/s320/tammet.daniel.jpg" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></a><br />
<div style="text-align: justify;"> Daniel Paul Tammet adalah orang Inggris yang berbakat dengan kemampuan yang luar biasa pada perhitungan matematis, memori, dan pembelajaran bahasa. Ia dilahirkan dengan bawaan epilepsi. Ia mengatakan, setiap angka hingga 10.000 masing – masing memiliki ‘rasa dan bentuk’ yang unik, sehingga ia dapat ‘merasakan’ apakah suatu angka tersebut termasuk angka yang utama ataupun campuran. Sebagai contoh, ia mengatakan bahwa angka 289 adalah angka yang jelek, angka 333 menarik, dan Pi itu indah. Tammet memegang rekor sebagai orang yang ‘memproses’ dan menghitung nilai Pi ke angka 22,514 hanya dalam waktu lima jam. Dia juga mampu berbicara dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris, Perancis, Finlandia, Jerman, Spanyol, <span class="IL_AD" id="IL_AD9">Lithuania</span>, <span class="IL_AD" id="IL_AD6">Rumania</span>, Estonia, Wales, dan Esperento. Khususnya, dia menyukai Bahasa Estonia karena kaya akan huruf hidup. Tammet mampu mempelajari bahasa baru dengan sangat cepat. Untuk membuktikannya, Tammet ditantang<br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Channel Five (sebuah saluran TV) untuk mempelajari Bahasa Islandia hanya dalam 1 minggu. 7 hari kemudian, Tammet muncul di <span class="IL_AD" id="IL_AD10">televisi</span> Islandia dan berbicara dalam Bahasa Islandia. Sampai – sampai, instruktur bahasa Tammet mengatakan bahwa Tammet ‘manusia yang tidak seperti manusia’. <span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">2. Manusia dengan Pengelihatan Sonar (Ben Underwood)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span></span><br />
<span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span></span><br />
<a contains="function (obj) {
var i = this.length;
while (i--) {
if (this[i] === obj) {
return true;
}
}
return false;
}" href="http://adcrun.ch/735/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/"><span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><img alt="20020928 dolphin 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvGncrO9_hTrXvVjnbwE9amdQ6UTB-aqBrXQMGUgMqNyifPd0KxjcIPAhFDsaNYG_1J9SuWIajjoE5u8M1M4K-aqeInXsoVaJitSTXLY-CHwCC9ZjrqVqyYQIEc5jcUkGxC9o10-kZ33g/s320/20020928_dolphin.jpg" style="height: 261px; width: 262px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></div></span></a><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span>Ben Underwood itu buta, kedua matanya telah rusak karena kanker, ketika ia berusia 3 tahun. Namun, dia bermain bola basket, main sepeda, dan kehidupan yang cukup normal seperti biasanya. Dia melatih dirinya untuk menggunakan gelombang sonar untuk bernavigasi di seluruh dunia, tanpa panduan anjing untuk menuntunnya, tanpa tangan untuk meraba – raba, ia menggunakan SUARA! Ben menghasilkan suara yang kemudian memantul pada suatu benda dan pantulan suara itu kembali pada dirinya. Dia satu – satunya orang di dunia yang melihat menggunakan suara sonar seperti lumba – lumba, kapal laut, dan kelelawar.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span class="fullpost" style="font-weight: bold;">3. The Rubberboy (Daniel Smith Browning)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span class="fullpost" style="font-weight: bold;"></span></div></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span class="fullpost" style="font-weight: bold;"></span> <div style="text-align: left;">.</div></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"> <div style="text-align: left;"> <div style="text-align: center;"><a href="http://irengputih.com/get/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/" onclick="javascript:_gaq.push(['_trackEvent','outbound-article','http://mahasiswi-matter.blogspot.com']);" rel="nofollow" target="_blank"><img alt="a134 rubber 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha6reXAwuZuXp2AUqAclsJaNQdA8EDLP95djqqxbFTI-p0hRwVq9TheUJ-CvJOOzRZI7I7rfkUxl5jaxwhdixZHg_CgPjJsmJh-XwJZ8Ln9driMHAef60DrFu3dqu-ucjItsm4KyOZ3G0/s320/a134_rubber.jpg" style="height: 310px; width: 201px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></a></div></div><span class="fullpost" style="font-weight: bold;"></span></div></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span class="fullpost" style="font-weight: bold;"></span></div>Lima kali pemegang Guinness Record, The Rubberboy (manusia lentur) adalah manusia yang paling lentur, ia mampu melakukan gerakan – gerakan yang sulit dilakukan manusia biasa, seolah – olah ia tidak memiliki tulang didalam badannya. Dia telah banyak tampil dalam acara The Tonight Show with Jay Leno, ESPN’s Sports Center, Oprah Winfrey, Ripley’s Believe It atau Tidak, arena du <span class="IL_AD" id="IL_AD1">Soleil</span>, Best Damn Sports Show Period, <span class="IL_AD" id="IL_AD5">The Discovery Channel</span>, Men in Black 2, HBO’s Carnivale, dan CSI: NY. Dia mampu memasukkan badannya dari kaki sampai kepala hanya melalui raket tenis! Dia juga mampu melakukan gerakan – gerakan yang aneh dan senam badan yang unik.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">4. Mister “Eat-it-All” (Michel Lotito)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<a contains="function (obj) {
var i = this.length;
while (i--) {
if (this[i] === obj) {
return true;
}
}
return false;
}" href="http://adcrun.ch/735/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/"><span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><img alt="michel lotito 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO9gxkCgKLlU03Acp2eNiycQcoBTBlCB5SxX2HvTLzX0wE3DuV2H-C1Keg55KKRvwuHbL75Qinn7SAmyqLfAerzIIgJHS6aCjUV_QibX-I6lGoKwaEA9kdIuM_C4huJfsRrglvRhwt6bc/s320/michel_lotito.jpg" style="height: 203px; width: 313px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></div></span></a><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span>Michel Lotito atau dikenal dengan Mister Eat it All (atau mungkin Bahasa Indonesianya :Tuan Makan Ini Itu .) Terkenal dengan keanehannya, yaitu mampu memakan benda – benda yang asing untuk dimakan. Lotito mampu memakan logam, kaca, karet, dan sebagainya. Bahkan ia juga mampu memakan barang – barang seperti sepeda, televisi dan sebuah PESAWAT CESSNA 150! Ia memerlukan waktu sekitar 2 tahun untuk memakan sebuah Cessna 150, dari 1978 sampai 1980. Walaupun demikian, Lotito jarang menderita sakit. Rupanya, dia memiliki usus dan perut yang lebih tebal dindingnya.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">5. Manusia dengan Gigi yang Luar Biasa Kuat (Rathakrishnan Velu)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-weight: bold;"></span> <div style="text-align: center;"><a href="http://irengputih.com/get/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/" onclick="javascript:_gaq.push(['_trackEvent','outbound-article','http://mahasiswi-matter.blogspot.com']);" rel="nofollow" target="_blank"><img alt="HBbWQ9Lm Pxgen r 372x400 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijoz00Wa-e1KBkDlN7Hazhex_h9QnYsDjphMFflzKsruFyls3FMv9g5Wx7nNh074ypw6ta1gzqSoeKJh9EKJ1JYzZAJ7jGClD4VsTyowzYflx1kP_TtE_v9KaWNWR6pN8ymE8PJoUCNb0/s320/HBbWQ9Lm_Pxgen_r_372x400.jpg" style="height: 294px; width: 273px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></a></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Pada tanggal 30 Agustus 2007, pada Hari Kemerdekaan <span class="IL_AD" id="IL_AD2">Malaysia</span> yang ke-50, Rathakrishnan Velu (atau dikenal dengan Raja Gigi) memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri untuk menarik kereta dengan gigi, kali ini dengan 6 gerbong terpasang, berat 297 ton, dan sejauh 2,8 meter di <span class="IL_AD" id="IL_AD4">Kuala Lumpur</span> Old Railway <span class="IL_AD" id="IL_AD7">Station</span>. Raja Gigi pernah belajar teknik memperkuat salah satu bagian tubuhnya dari guru di India pada usia 14 tahun.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">6. Manusia Magnet (Liew Thow Lin)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<a href="http://irengputih.com/get/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/" onclick="javascript:_gaq.push(['_trackEvent','outbound-article','http://mahasiswi-matter.blogspot.com']);" rel="nofollow" target="_blank"><span class="fullpost"><img alt="a134 magnetic 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVuc7LpQQ6qQ3Dcb0v4IEnrF3BIBOrvkwqI4NWJAv5lbRwOJT-QG_HYlcPKlLx8IgvcAmARGBnuF2xmXdKm2I_rW0XSsAFnzaJQIOU1GnGc1BNFsTJhGuuCljp8u7HOOZtgFOVULKdNY4/s320/a134_magnetic.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 306px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 289px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></span></a><br />
<span class="fullpost">Liew Thow Lin (70), seorang kontraktor di Malaysia, akhir – akhir ini menjadi sorotan berita karena menarik sebuah <span class="IL_AD" id="IL_AD3">mobil</span> dari jarak 20 meter. Ia mengatakan bahwa ia memiliki kemampuan untuk membuat sebuah benda melekat secara magnetik ke kulit. Cerita bermula ketika ia membaca artikel tentang sebuah keluarga di Taiwan ya gila kuasa. (mungkin) ia menjadi geram dan mengambil beberapa besi dan ia letakkan di perut (gak tau untuk apa). Dan ia terkejut, semua benda melekat pada kulitnya dan tidak terjatuh. Keanehan ini juga dimiliki 3 anaknya dan 2 cucunya. Ternyata keanehan ini turun temurun.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">7. Manusia yang Tidak Tidur (Thai Ngoc)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<a contains="function (obj) {
var i = this.length;
while (i--) {
if (this[i] === obj) {
return true;
}
}
return false;
}" href="http://adcrun.ch/735/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/"><span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><img alt="ngoc 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbHVOHLvExIkto8l2I3XMwAhc4m5ETxNFBXUEtaA9rayahyphenhyphenFwgZVI1qPlJr94TKV_1S5TZEQ7Db8wBQW7XUNfXa_85PYfr0hIpuLjcVYItzH813d-u2suXY27XLySYJ7evEWk6aOp3z2w/s320/ngoc.jpg" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></div></span></a><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Thai Ngoc, yang dikenal sebagai Hai Ngoc, mengatakan ia tidak dapat tidur di malam hari setelah menderita demam pada tahun 1973, dan telah lebih dari 11.700 malam ia lalui tanpa tidur. Tapi saya tetap sehat dan dapat bertani secara normal seperti yang lain,” kata Ngoc. Ngoc hidup pada saat ini mengurusi 5Ha tanah di kaki gunung, sibuk dengan pertanian dan merawat babi dan ayam setiap hari.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">8. Raja Penyiksaan (Tim Cridland)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<a contains="function (obj) {
var i = this.length;
while (i--) {
if (this[i] === obj) {
return true;
}
}
return false;
}" href="http://adcrun.ch/735/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/"><span class="fullpost"> <div style="font-weight: bold; text-align: center;"><img alt="d43f66e6c4be3afbad647d7b66f1486c 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4i9kdTWIpPzIaDcEoHniRigEdAKzPjRKkxGOD7qtV_u5ZeMi6u6Y9hfdOAmDzNuOsHO30S-ZpINcESdjJAgWyNG0nQFOgjbQWW2-AE3aqmHUBQG7QGER-i1CTcsONz_QNll0zbBa3Qyg/s320/d43f66e6c4be3afbad647d7b66f1486c.jpg" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></div></span></a><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Tim Cridland tampaknya tidak merasakan sakit seperti orang kebanyakan. Ia mengagumkan semua orang dengan memasukkan jarum ke dalam lengannya tanpa sakit. Tes ilmiah menunjukkan bahwa Tim dapat menoleransi lebih besar rasa sakit daripada manusia biasa. Ia juga mampu mendorong jarum menembus tubuhnya tanpa luka.Tapi, untuk melakukannya secara aman, dia juga mempelajari anatomi manusia, karena jika ia menusuk saluran arteri akibatnya bisa fatal.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">9. The Lion Whisperer (Kevin <span class="IL_AD" id="IL_AD8">Richardson</span>)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<a contains="function (obj) {
var i = this.length;
while (i--) {
if (this[i] === obj) {
return true;
}
}
return false;
}" href="http://adcrun.ch/735/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/"><span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><img alt="lion whisperer kevin richardson 3 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuSpfn9P9oxg3ZB1c_6EWhaZEUkzN8IuL2kZYHto1UNF_B1lLBeytcx7NSsgPPzt1TahTIyv6hg2HdWV-7M_fAU7cqWEObT9-5WLEFg7uZxAm__xe2k01IpbFWePHVmTMUi71sH-dJeeI/s320/lion_whisperer_kevin_richardson_3.jpg" style="height: 215px; width: 276px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></div></span></a><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Peneliti tingkah laku binatang, Kevin Richardson, mengatakan ia memakai insting untuk menenangkan hati dan membentuk ikatan intim dengan singa. Ia dapat menghabiskan semalaman penuh dengan singa tanpa sedikit pun merasa takut akan diserang. Instingnya tidak hanya bekerja pada singa, tapi juga pada binatang lain seperti Cheetah dan Hyena. Mereka tidak selalu merupakan ancaman bagi Kevin. Singa adalah binatang favoritnya. Ini adalah pekerjaan yang berbahaya, tapi Kevin sangat bersemangat menjalaninya.</span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">10. Manusia dengan Mata Melotot (Claudio Pinto)</span></div></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<a contains="function (obj) {
var i = this.length;
while (i--) {
if (this[i] === obj) {
return true;
}
}
return false;
}" href="http://adcrun.ch/735/http://mahasiswi-matter.blogspot.com/"><span class="fullpost"> <div style="text-align: center;"><img alt="eye popper 773784 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgISzk_zdNCObO1NVTiRkxyFRqPS6GH5aXnBXupKQGhPjpfYEVSL7DGGL0WLjoZ0z4U7Kik-P3RTIZObhwFUoXWof2NaCu0WLrHb95u_dHUu08jBLSusfvKqcY5LHaR8bPlkMLLgYTYOiw/s320/eye_popper-773784.jpg" style="height: 213px; width: 283px;" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" /></div></span></a><br />
<span class="fullpost"></span><br />
<span class="fullpost">Claudio Pinto dapat membuat kedua matanya melotot hingga 4 cm atau ‘mengeluarkan’ 95% dari keseluruhan bola mata manusia. Dia sekarang sedang mengejar rekor dunia melotot. Pinto telah dites berulang kali dan semua dokter mengatakan mereka tidak pernah melihat ada orang yang bisa melotot sehebat Pinto . Mr.Pinto dari Belo Horizonte, berkata: “Ini adalah <span class="IL_AD" id="IL_AD11">cara</span> mudah menghasilkan uang. Saya dapat melotot hingga 4 cm dan ini adalah hadiah dari Tuhan, saya merasa diberkati.”</span><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><span style="color: purple; font-size: xx-small;">Source : http://keunikan-dunia.blogspot.com/2009/10/10-orang-manusia-super-di-dunia.html</span></span></div><div class="blogger-post-footer">Suka Artikel Ini? Silahkan Komentar Dibawah ^_^ portal unique, poral unik,portal,unik,top 10 list,top 10, top 10 most,berita unik,info unik,info aneh,top 10,artikel aneh,10, 10 hal,10 hal yang paling,10 hal yang,artikel unik, artikel unik dan aneh,info unik dan aneh,berita unik dan aneh,berita aneh,deretan,5,7,3<img alt="3232445546929669715 8896276818439499350?l=portalunique.blogspot 10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" height="1" src="https://blogger.googleusercontent.com/tracker/3232445546929669715-8896276818439499350?l=portalunique.blogspot.com" title="10 Manusia yang Memiliki Kelebihan Paling Unik di Dunia" width="1" /></div>Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-65650248944461989612011-11-30T01:04:00.001-08:002011-11-30T01:04:22.749-08:00neraca pembayaran dan perdagangan<link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CAXIOO%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Tahoma;
panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520081665 -1073717157 41 0 66047 0;}
@font-face
{font-family:"Bookman Old Style";
panose-1:2 5 6 4 5 5 5 2 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Garamond;
panose-1:2 2 4 4 3 3 1 1 8 3;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
h1
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-link:"Heading 1 Char";
mso-style-next:Normal;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
line-height:10.2pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:none;
page-break-after:avoid;
mso-outline-level:1;
font-size:8.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
color:black;
letter-spacing:.35pt;
mso-font-kerning:0pt;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;}
p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-link:"Body Text Char";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
line-height:9.6pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:none;
font-size:8.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
color:black;
letter-spacing:.3pt;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;}
p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-link:"Body Text Indent Char";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-indent:.35in;
mso-pagination:none;
font-size:8.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
color:black;
letter-spacing:.3pt;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;}
p.MsoBodyText2, li.MsoBodyText2, div.MsoBodyText2
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-link:"Body Text 2 Char";
margin-top:5.4pt;
margin-right:0in;
margin-bottom:.1in;
margin-left:0in;
text-align:center;
mso-pagination:none;
font-size:5.5pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
font-family:"Bookman Old Style","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;
font-weight:bold;}
p.MsoBodyText3, li.MsoBodyText3, div.MsoBodyText3
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-link:"Body Text 3 Char";
margin-top:12.0pt;
margin-right:0in;
margin-bottom:0in;
margin-left:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:center;
line-height:9.0pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:none;
font-size:8.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;
font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:normal;}
span.Heading1Char
{mso-style-name:"Heading 1 Char";
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Heading 1";
mso-ansi-font-size:8.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-ascii-font-family:"Courier New";
mso-hansi-font-family:"Courier New";
color:black;
letter-spacing:.35pt;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;
font-weight:bold;}
p.Style1, li.Style1, div.Style1
{mso-style-name:"Style 1";
mso-style-unhide:no;
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:16.2pt;
margin-left:0in;
text-align:center;
line-height:12.0pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style13, li.Style13, div.Style13
{mso-style-name:"Style 13";
mso-style-unhide:no;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-indent:.35in;
line-height:10.2pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style4, li.Style4, div.Style4
{mso-style-name:"Style 4";
mso-style-unhide:no;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
line-height:9.6pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style14, li.Style14, div.Style14
{mso-style-name:"Style 14";
mso-style-unhide:no;
margin-top:.15in;
margin-right:.1in;
margin-bottom:0in;
margin-left:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-indent:.35in;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style12, li.Style12, div.Style12
{mso-style-name:"Style 12";
mso-style-unhide:no;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style17, li.Style17, div.Style17
{mso-style-name:"Style 17";
mso-style-unhide:no;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-indent:.2in;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style18, li.Style18, div.Style18
{mso-style-name:"Style 18";
mso-style-unhide:no;
margin-top:.05in;
margin-right:2.8in;
margin-bottom:0in;
margin-left:.1in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style19, li.Style19, div.Style19
{mso-style-name:"Style 19";
mso-style-unhide:no;
margin-top:.1in;
margin-right:0in;
margin-bottom:.15in;
margin-left:0in;
text-align:center;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
p.Style11, li.Style11, div.Style11
{mso-style-name:"Style 11";
mso-style-unhide:no;
margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:0in;
margin-left:1.55in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:none;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
color:black;
mso-no-proof:yes;}
span.BodyTextChar
{mso-style-name:"Body Text Char";
mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Body Text";
mso-ansi-font-size:8.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-ascii-font-family:"Courier New";
mso-hansi-font-family:"Courier New";
color:black;
letter-spacing:.3pt;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;}
span.BodyTextIndentChar
{mso-style-name:"Body Text Indent Char";
mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Body Text Indent";
mso-ansi-font-size:8.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-ascii-font-family:"Courier New";
mso-hansi-font-family:"Courier New";
color:black;
letter-spacing:.3pt;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;}
span.BodyText2Char
{mso-style-name:"Body Text 2 Char";
mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Body Text 2";
mso-ansi-font-size:5.5pt;
font-family:"Bookman Old Style","serif";
mso-ascii-font-family:"Bookman Old Style";
mso-hansi-font-family:"Bookman Old Style";
color:black;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;
font-weight:bold;}
span.BodyText3Char
{mso-style-name:"Body Text 3 Char";
mso-style-noshow:yes;
mso-style-unhide:no;
mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Body Text 3";
mso-ansi-font-size:8.0pt;
font-family:"Courier New";
mso-ascii-font-family:"Courier New";
mso-hansi-font-family:"Courier New";
mso-bidi-font-family:"Courier New";
color:black;
mso-ansi-language:AF;
mso-fareast-language:AF;
font-weight:bold;
mso-bidi-font-weight:normal;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;}
@page Section1
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:165.95pt 102.9pt 45.0pt 61.95pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
@page Section2
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:.8in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.25in;
mso-footer-margin:.25in;
mso-paper-source:0;}
div.Section2
{page:Section2;}
@page Section3
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:181.15pt 80.4pt 80.05pt 17.4pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section3
{page:Section3;}
@page Section4
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:30.2pt 17.15pt 76.45pt 82.95pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section4
{page:Section4;}
@page Section5
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:34.9pt 79.55pt 79.3pt 19.35pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section5
{page:Section5;}
@page Section6
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:37.4pt 19.45pt 71.65pt 82.95pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section6
{page:Section6;}
@page Section7
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:38.8pt 71.9pt 68.75pt 22.55pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section7
{page:Section7;}
@page Section8
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:39.7pt 23.8pt 68.05pt 75.0pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section8
{page:Section8;}
@page Section9
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:37.1pt 72.45pt 71.65pt 30.95pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:70.35pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section9
{page:Section9;}
@page Section10
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:35.4pt 28.6pt 82.45pt 73.3pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:67.55pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section10
{page:Section10;}
@page Section11
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:37.1pt 64.6pt 92.5pt 36.25pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section11
{page:Section11;}
@page Section12
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:32.25pt 31.75pt 76.5pt 67.35pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section12
{page:Section12;}
@page Section13
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:30.35pt 73.85pt 1.0in 51.9pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section13
{page:Section13;}
@page Section14
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:27.5pt 45.25pt 1.0in 91.85pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section14
{page:Section14;}
@page Section15
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:30.0pt 83.4pt 1.0in 36.7pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section15
{page:Section15;}
@page Section16
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:26.25pt 28.3pt 81.95pt 75.25pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section16
{page:Section16;}
@page Section17
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:32.0pt 80.25pt 55.95pt 19.8pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section17
{page:Section17;}
@page Section18
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:27.7pt 19.85pt 85.5pt 83.9pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:75.05pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section18
{page:Section18;}
@page Section19
{size:595.2pt 422.4pt;
mso-page-orientation:landscape;
margin:16.1pt 76.6pt 49.5pt 142.5pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section19
{page:Section19;}
@page Section20
{size:595.2pt 422.4pt;
mso-page-orientation:landscape;
margin:49.65pt 68.7pt 4.1pt 99.25pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section20
{page:Section20;}
@page Section21
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:37.05pt 80.95pt 0in 16.7pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section21
{page:Section21;}
@page Section22
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:37.55pt 24.3pt 1.0in 81.2pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section22
{page:Section22;}
@page Section23
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:38.1pt 1.05in 85.5pt 22.45pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section23
{page:Section23;}
@page Section24
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:98.05pt 20.4pt 55.9pt 80.55pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section24
{page:Section24;}
@page Section25
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:35.3pt 67.5pt 82.45pt 35.5pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section25
{page:Section25;}
@page Section26
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:34.2pt 34.3pt 74.05pt 69.6pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section26
{page:Section26;}
@page Section27
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:88.45pt 68.9pt 76.5pt 35.6pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section27
{page:Section27;}
@page Section28
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:30.55pt 66.35pt 0in 34.2pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section28
{page:Section28;}
@page Section29
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:30.55pt 66.35pt 0in 34.2pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section29
{page:Section29;}
@page Section30
{size:422.4pt 595.2pt;
margin:27.0pt 37.2pt 76.5pt 66.95pt;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:64.2pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section30
{page:Section30;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="Section1"><div class="Style1"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 11pt; letter-spacing: 0.05pt;">NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN<br />
</span></b><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.05pt;"><o:p></o:p></span></b></div></div><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section2"><div class="MsoNormal"><br />
</div></div><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section3"><div align="center" class="Style17" style="text-align: center; text-indent: 0in;"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.25pt;">BAB V<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 0.65in; text-indent: 0.55in;"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;"> NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 0.65in; text-indent: 0.55in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 0.65in; text-indent: 0.55in;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.85pt;">A. </span></b><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.15pt;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; text-align: justify; text-indent: 0.35in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian inte- gral dari kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang ekonomi yang diarahkan guna mendorong pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Di samping itu juga diusahakan tercapainya perubahan fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan luar negeri sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tantangan-tan- tangan di dalam negeri dan keguncangan-keguncangan ekonomi dunia, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 0.35in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam nege- ri, menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin mena- rik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri, dan diarahkan untuk menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="Style12"><br />
</div><div align="right" class="Style12" style="text-align: right;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">V/3<o:p></o:p></span></div></div><span style="color: black; font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section4"><div class="MsoNormal"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">B. PERKEMBANGAN INTERNASIONAL<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 10pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri dalam tahun 1990/91 banyak dipengaruhi oleh tantangan yang timbul dari perkembangan situasi politik, ekonomi dan moneter dunia. Dalam tahun 1990 ekonomi dunia dilanda kelesu-an. Produksi dunia hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,1% dibandingkan dengan 3,3% pada tahun 1989. Dalam tahun 1990 pertumbuhan ekonomi negara-negara industri mencapai 2,5% se- dangkan pertumbuhan negara-negara berkembang adalah sebesar 0,6%. Ini merupakan penurunan dari tahun 1989 sewaktu kelom- pok negara ini mencapai masing-masing 3,3% dan 3,1%. Beberapa negara berkembang di Eropa Timur, Timur Tengah dan Amerika Latin bahkan mengalami penurunan dalam produksi nasionalnya. Sebaliknya, negara-negara berkembang di Asia dapat mempertahankan laju pertumbuhan ekonominya pada tingkat 5,3%.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10pt;"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 10pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Seiring dengan perkembangan produksi dunia, laju pertumbuhan perdagangan internasional juga mengalami penurunan dari 7,1% dalam tahun 1989 menjadi 3,9% dalam tahun 1990. Volume ekspor dan impor negara-negara industri dalam tahun 1990 meningkat dengan cukup pesat, yaitu sebesar masing-ma- sing 5,4% dan 5,1%. Sebaliknya, volume ekspor dan impor ne- gara-negara berkembang hanya mengalami kenaikan sebesar masing-masing 3,7% dan 3,0%. Sementara itu, krisis di wilayah Teluk Persia telah menyebabkan kenaikan dalam harga minyak bumi sebesar rata-rata 28,3% dalam tahun 1990. Berlawanan dengan perkembangan di pasaran minyak bumi internasional, harga komoditi primer seperti kopi, karet, dan hasil-hasil tambang justru merosot dengan rata-rata 7,2% selama tahun tersebut. Sebaliknya harga barang-barang manufaktur meningkat dengan 9,6%. Perkembangan tersebut menyebabkan turunnya nilai tukar perdagangan untuk negara-negara industri sebesar 0,5% dan untuk negara-negara berkembang bukan pengekspor minyak bumi sebesar 2,9%. Sedangkan untuk negara-negara pengekspor minyak bumi nilai tukar perdagangan mengalami kenaikan sebe- sar 11,0%.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 10pt; margin-bottom: 8pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Dalam tahun 1990 perkembangan kurs antar valuta asing utama di dunia relatif lebih stabil. Defisit transaksi ber-jalan pada neraca pembayaran Amerika Serikat menurun. Ber-samaan dengan itu surplus transaksi berjalan Jepang dan Jer- man makin menurun, sedangkan defisit negara-negara industri lain membesar. Secara keseluruhan dalam tahun 1990 negara-negara industri mengalami kenaikan dalam defisit transaksi ber</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 1pt;">jalan menjadi US$ 60,7 miliar. Karena harga minyak bumi<o:p></o:p></span></div><div align="left" class="Style13" style="line-height: 10pt; text-align: left; text-indent: 0in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">V/4<o:p></o:p></span></div></div><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt; letter-spacing: 0.3pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section5"><div class="Style4"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">meningkat, defisit transaksi berjalan negara-negara berkem- bang pengekspor minyak bumi sebesar US$ 6,3 miliar pada tahun 1989 berbalik menjadi surplus sebesar US$ 11,7 miliar pada </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.75pt;">tahun 1990. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang bukan</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="Style4"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">pengekspor minyak bumi defisit transaksi berjalan meningkat dari US$ 24,8 miliar dalam tahun 1989 menjadi US$ 40,8 miliar dalam tahun 1990.<o:p></o:p></span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Di bidang perdagangan internasional usaha-usaha untuk meningkatkan sistem perdagangan dunia yang lebih bebas dan terbuka dalam kerangka Putaran Uruguay dari Negosiasi Perdagangan Multilateral Persetujuan Umum Tentang Bea Masuk dan Perdagangan (GATT) mengalami berbagai hambatan. Dengan tidak tercapainya kesepakatan, khususnya yang menyangkut liberali- sasi sektor pertanian, maka Sidang Tingkat Menteri yang diadakan di Brussel dalam bulan Desember 1990 telah menunda negosiasi untuk dilanjutkan pada bulan Pebruari 1991. Sebagai akibatnya baik usaha perluasan perdagangan maupun penyelesai- an perselisihan dalam perdagangan barang dan jasa tetap dilakukan atas dasar bilateral. Selama tahun 1990/91 juga dicatat semakin menonjolnya usaha peningkatan kerja sama regional ke arah pembentukan blok-blok perdagangan.<o:p></o:p></span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Sementara itu, berkembangnya sistem politik dan ekonomi yang lebih terbuka di Uni Soviet, penyatuan kembali Jerman, perkembangan selama dan sesudah krisis Teluk Persia serta reformasi politik dan ekonomi di Eropa Timur telah meng- akibatkan berbagai gejolak dan pergeseran dalam imbangan hubungan ekonomi antar negara.<o:p></o:p></span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Perubahan dalam iklim politik dan ekonomi global ter- sebut telah mendorong sejumlah negara berkembang yang dikenal sebagai Kelompok 15 berupaya untuk makin meningkatkan kerja sama dan kemandirian negara-negara berkembang secara keseluruhan. Konperensi Tingkat Tinggi pertama yang diadakan di Kuala Lumpur dalam bulan Juni 1990 merumuskan proyek-proyek kerja sama di bidang pangan, kependudukan, keuangan dan perdagangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0.15in 0in 0.05in; text-align: justify; text-indent: 0.35in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Di dalam kelompok ASEAN terus dilanjutkan kerja sama antara negara-negara anggota. Di bidang perdagangan disepa- kati untuk memperbesar tingkat preferensi dan memperluas cakupan</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.45pt;"> barang dalam Perjanjian Perdagangan Preferensial </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.4pt;">(PTA). Bersamaan dengan itu tercapai kesepakatan untuk me</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.75pt;">ngurangi jenis barang dalam Daftar Pengecualian Preferensi<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="margin: 0.15in 0in 0.05in; text-align: right; text-indent: 0.35in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">V/5<o:p></o:p></span></div></div><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section6"><div class="Style4"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">hingga 5% dari jumlah jenis barang yang diperdagangkan antara negara-negara anggota ASEAN. Selanjutnya terus ditingkatkan pula kerja sama di bidang perdagangan, pariwisata, investasi, pertanian dan energi antara ASEAN dengan negara-negara industri seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia dan Masyarakat Ekonomi Eropa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 9.6pt; margin: 19.8pt 0in 0.0001pt 0.35in; text-align: justify; text-indent: -0.35in;"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">C. PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN LUAR <span style="letter-spacing: 0.1pt;">NEGERI<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt;"><b><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">1. Kebijaksanaan Perdagangan dan Keuangan Luar Negeri<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Pada tahun 1990, sebelum krisis di kawasan Teluk timbul, situasi perekonomian dunia sudah menunjukkan gejala melemah. Timbulnya berbagai masalah ekonomi dan politik yang terjadi selama tahun 1990 di Eropa Timur, Uni Soviet dan sekitar Teluk Persia, telah mengakibatkan situasi perekonomian dunia semakin tidak menentu. Situasi ini mengakibatkan kelesuan dalam kegiatan perekonomian dunia yang pada gilirannya mempengaruhi ekspor Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Sementara itu pasaran minyak bumi internasional yang mempunyai peranan sangat besar terhadap perkembangan ekonomi dunia, selama tahun 1990/91 mengalami berbagai goncangan yang menyebabkan perkembangan harga tidak stabil.<o:p></o:p></span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Dalam rangka memantapkan harga minyak di pasar dunia, pada bulan Juli 1990 negara-negara anggota OPEC sepakat untuk meningkatkan batas produksinya dari 22,1 juta barel/hari menjadi 22,5 juta barel/hari dalam semester II 1990, serta menaikkan harga patokan dari US$ 18 per barel menjadi US$ 21 per </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.9pt;">barel. Perkembangan krisis di kawasan Teluk yang dimulai</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText"><span lang="AF">bulan Agustus 1990, telah mendorong harga minyak bumi di atas US$ 30 per barel pada bulan Oktober 1990.</span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Di tengah-tengah kemelut di kawasan Teluk, dalam usaha mengendalikan harga minyak bumi dan sekaligus mengatasi kekurangan minyak bumi di pasar internasional, negara-negara anggota OPEC memutuskan untuk meningkatkan produksinya. Sementara itu, negara-negara industri juga melepaskan cadangan minyaknya. Berakhirnya perang di kawasan Teluk pada bulan Februari 1991 segera diikuti oleh harga minyak bumi yang me- rosot cukup tajam menjadi sekitar US$ 17 per barel pada bulan Maret 1991. Walaupun kenaikan harga minyak bumi hanya ber- </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.7pt;">sifat sementara, namun perkembangan itu telah meningkatkan<o:p></o:p></span></div><div class="Style13" style="line-height: 9.6pt; margin-top: 0.15in; text-indent: 0in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">V/6<o:p></o:p></span></div></div><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt; letter-spacing: 0.3pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section7"><div class="MsoBodyText" style="line-height: normal;"><span lang="AF">harga rata-rata minyak bumi dan telah meningkatkan penerimaan ekspor minyak bumi Indonesia selama tahun 1990/91.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="Style14" style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Sementara itu, selama dua tahun pelaksanaan Repe- lita V kebijaksanaan deregulasi dilanjutkan. Selama masa itu </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.95pt;">berbagai kebijaksanaan di bidang perdagangan dan keuangan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.65pt;">luar negeri telah diambil dengan tujuan untuk mempertahankan</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;"> momentum pembangunan.<o:p></o:p></span></div><div class="Style14" style="margin-right: 0in; text-indent: 0.4in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Sebagai kelanjutan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan sebelumnya, pada tanggal 28 Mei 1990 telah dikeluarkan paket kebijaksanaan yang mencakup sektor industri, kesehatan, per- tanian, dan perdagangan, yang berisikan perubahan cukup men- dasar dalam rangka pengembangan industri nasional. Dalam paket kebijaksanaan ini, perlindungan berupa nontarif ba- rang-barang produksi dalam negeri semakin dikurangi dan dialihkan ke bentuk perlindungan melalui tarif bea masuk dan </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.55pt;">bea masuk tambahan. Jumlah pos tarif makin disederhanakan dan</span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: normal;"><span lang="AF">tingkat bea masuk rata-rata diupayakan untuk terus menurun. Di samping itu, telah diambil pula kebijaksanaan untuk meng-hapus tata niaga komoditi ekspor tertentu.</span></div><div class="Style14" style="margin-right: 0in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Untuk memberikan landasan yang lebih kokoh dalam meng- hadapi berbagai gejolak di perekonomian dunia serta untuk meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor di luar minyak dan gas bumi, dalam dua tahun pelaksanaan Repelita V kebijaksana- an di bidang ekspor terus disempurnakan.<o:p></o:p></span></div><div class="Style14" style="margin-right: 0in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Paket Mei 1990 mencakup langkah-langkah kebijaksanaan di bidang ekspor, yang antara lain berisikan penghapusan tata niaga komoditi ekspor seperti: pala dan bunga pala, tengka- wang, cassia vera (kayu manis), dan sayur-mayur khususnya dari Sumatera Utara. Dengan adanya pembebasan tata niaga ini maka barang-barang tersebut dapat langsung diekspor oleh eksportir umum yang telah mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau izin usaha dari departemen teknis atau lembaga pemerintah nondepartemen yang berwenang. Di samping itu, tata niaga ekspor untuk kopi dan beberapa macam hasil kayu disempurnakan.<o:p></o:p></span></div><div class="Style14" style="margin: 0.15in 0in 12pt; text-indent: 0.3in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;"> Untuk komoditi kopi, ketentuan-ketentuan tata niaganya juga disempurnakan. Pada tahun 1989/90 telah dikeluarkan kebijaksanaan mengizinkan eksportir kopi menggunakan Surat Persetujuan Ekspor Kopi untuk mengapalkan ekspor kopi dari seluruh propinsi di Indonesia. Dengan adanya pembekuan kuota </span><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.85pt;">ekspor kopi oleh Organisasi Kopi Internasional (ICO), maka<o:p></o:p></span></div><div align="right" class="Style14" style="margin-right: 0in; text-align: right; text-indent: 0.3in;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt;">V/7<o:p></o:p></span></div></div><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10pt; letter-spacing: 0.3pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="Section8"><div class="MsoBodyText" style="line-height: 9.5pt;"><span lang="AF">dalam paket Mei 1990 ditentukan bahwa eksportir kopi ter- daftar dapat mengekspor kopi, baik ke negara kuota maupun nonkuota, tanpa melalui Kelompok Pemasaran Bersama (KPB).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 9.5pt;"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 9.5pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Dalam rangka melestarikan dan memanfaatkan hutan serta untuk memperluas kesempatan kerja, telah dicabut kebijaksana- an yang selama ini melarang ekspor barang dari segala bentuk yang terbuat dari kayu cendana, laka dan gaharu. Dengan demikian sejak bulan Mei 1990 segala bentuk kayu cendana, kayu laka gergajian dan kayu laka olahan dapat diekspor, walaupun masih dikenakan ketentuan tata niaga, yaitu hanya dapat diekspor oleh eksportir terdaftar sesuai dengan masing-masing jenis kayunya. Sedangkan kayu laka dalam bentuk selain yang disebut di atas dan segala bentuk kayu gaharu dapat diekspor oleh semua eksportir yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang<i> </i>berlaku umum di bidang ekspor.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 9.5pt;"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 9.5pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Selanjutnya, dalam bulan September 1990 ketentuan tata niaga ekspor serta kuota tekstil dan produk tekstil disempurnakan. Untuk menghindari kelebihan pasokan (overshipment) ke negara-negara kuota sebagai akibat meningkatnya tingkat produksi dan kemampuan ekspor tekstil dan produk tekstil, telah ditunjuk PT Sucofindo untuk melaksanakan pemantauan reali- sasi ekspor sesuai dengan kuota yang disepakati dalam perjanjian bilateral. Di samping itu ditentukan pula bahwa ekspor tekstil dan produk tekstil ke negara kuota hanya dapat dilaksanakan oleh Eksportir Terdaftar Tekstil dan Produk Tekstil, sedangkan ke negara nonkuota dapat dilaksanakan oleh eksportir yang mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau izin usaha dari departemen teknis atau lembaga pemerin- tah nondepartemen yang berwenang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 10.2pt;"><br />
</div><div class="Style13" style="line-height: 9.5pt;"><span lang="AF" style="font-family: "Courier New"; font-size: 8pt; letter-spacing: 0.3pt;">Di bidang perkreditan, sejak dikeluarkannya paket kebijaksanaan Januari 1990 subsidi bunga Kredit Ekspor dihapus- kan. Dengan demikian tingkat suku bunga Kredit Ekspor disama-kan dengan tingkat suku bunga kredit yang berlaku umum di dalam negeri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 9.5pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 9.5pt; margin-bottom: 3pt;"><span lang="AF">Upaya-upaya untuk lebih memperluas pasaran ekspor terus digalakkan. Dalam tahun 1990/91 dilaksanakan pengiriman berbagai misi dagang, pameran-pameran dagang di luar negeri serta kegiatan promosi untuk menarik importir luar negeri berkunjung di Indonesia. Selain itu untuk menjaga kesinam- bungan dan memperluas akses pasar bagi produk-produk ekspor di masa mendatang, peran serta Indonesia di forum interna-</span><span lang="AF" style="letter-spacing: 0.5pt;">sional dalam kerangka hubungan ekonomi dan perdagangan dengan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 9.5pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 9.5pt; text-indent: 0in;"><span lang="AF" style="letter-spacing: 0pt;">V/8<o:p></o:p></span></div></div>Nova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4070393506048221131.post-23323025415427068932011-11-29T18:28:00.003-08:002011-11-29T18:28:35.817-08:00beriita terkini<h1 class="judul">Jembatan Kutai Roboh, Pelatih Badminton Tewas</h1><h2 class="deskripsi">Jasad Didik Teranghono dibawa ke Solo. Ia tewas saat mengantar anak didiknya bertanding.</h2><div class="lowerdeck"> <div class="tgl_artikel">Rabu, 30 November 2011, 08:55 WIB</div>Elin Yunita Kristanti </div><div class="isilist"> <script src="http://www.vivanews.com/appaux/js/swfobject_v2.js" type="text/javascript">
</script> <img id="att_fotoimg" src="http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/11/27/133744_jembatan-kutai-kartanegara_300_225.jpg" width="315" /> <div class="tgl_artikel" id="att_fotocaption">Jembatan Kutai Kartanegara runtuh (REUTERS/Rizal Adi Nugroho)</div><div class="listberita"> <div class="titlebox">BERITA TERKAIT</div><ul><li><a href="http://nasional.vivanews.com/news/read/268326-jembatan-kukar-hari-ini-diangkat-balon">Jembatan Kukar Hari Ini Diangkat Balon</a></li>
<li><a href="http://nasional.vivanews.com/news/read/268315-bpws--suramadu-lebih-kuat-dibanding-kukar">BPWS: Suramadu Lebih Kuat Dibanding Kukar</a></li>
<li><a href="http://nasional.vivanews.com/news/read/268347-nasib-jembatan-kutai-vs-golden-gate-di-as">Nasib Jembatan Kutai Versus Golden Gate di AS</a></li>
<li><a href="http://nasional.vivanews.com/news/read/268324-8-jembatan-di-jatim-perlu-perhatian">8 Jembatan di Jatim Perlu Perhatian Serius</a></li>
<li><a href="http://nasional.vivanews.com/news/read/268304-jembatan-kukar-harusnya-diperiksa-tiap-tahun">Jembatan Kukar Harusnya Diperiksa Tiap Tahun</a></li>
</ul></div><script type="text/javascript">
$(document).ready(function(){
url = "http://nasional.vivanews.com/news/read/268326-jembatan-kukar-hari-ini-diangkat-balon";
timeout = 1020;
window.setTimeout('window.location= "' + url + '"; ',timeout*1000);
})
</script> </div><!--<span id="advenueINTEXT" name="advenueINTEXT"> --> <strong>VIVAnews </strong>- Salah satu korban tewas tragedi runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara, Didik Teranghono, hari ini dipastikan tiba di rumah duka di Kampung Padangan RT 3 RW IV, Kelurahan Joyontakan, Serengan, Solo. Penjemputan jenazah dilakukan oleh ayah Didik, Djoko Rahardjo.<br />
<br />
“Jenazah telah diberangkatkan dari Kalimatan sekitar pukul 07.00 WITA. Diperkirakan tiba di rumah sekitar pukul 09.00 WIB lebih. Ini katanya telah sampai di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta,” kata adik kandung korban, Gunawan kepada <em>VIVAnews.com</em>, Rabu 30 November 2011.<br />
<br />
Lebih lanjut dia, menambahkan, prosesi pemakaman terhadap jenazah Didik Teranghono akan dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB. Menurut rencana jenazah akan dimakamkan di pemakaman kampung setempat. “Nanti akan dimakamkan di Makam Joyontakan,” ujarnya.<br />
<br />
Seperti diceritakan Gunawan, kejadian naas yang menimpa Didik terjadi saat kakaknya yang berprofesi sebagai pelatih badminton itu mengantar anak didiknya bertanding final ke Samarinda. Didik beserta anak didiknya berangkat dari Samarinda, namun saat melintasi jembatan Kutai Kartanegara, ia tiba-tiba runtuh.<br />
<br />
“Kakak saya memang bekerja sebagai pegawai DPU Tenggarong. Selain pegawai juga menjadi pelatih badminton. Pada hari itu, Mas Didik sedang mengantar anak didiknya untuk mengikuti final kejaraan badminton di Samarinda,” katanya.<br />
<br />
Setelah ada informasi bahwa kakaknya menjadi salah satu korban robohnya jembatan tersebut, ayah dan saudaranya pun langsung bertolak berangkat ke Kutai Kartanegara untuk mengetahui kondisi Didik. “Ini yang membawa pulang jenazah pagi ini adalah bapak dan saudara,” katanya.<br />
Jembatan Kutai Kartanegara roboh pada Sabtu 26 November 2011. Seluruh badan jembatan ambrol, tinggal menyisakan dua tiang penyangganya. Setidaknya 18 jenazah korban telah ditemukan. Pagi ini, tim evakuasi akan menggunakan balon untuk mengangkat puing jembatan -- agar tubuh korban yang terhimpit bisa dibebaskan. Laporan: Fajar Sodiq | Solo<br />
• VIVAnewsNova Cahyantihttp://www.blogger.com/profile/13890567693780981624noreply@blogger.com0